Bisnis.com, JAKARTA – Tahun ini, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI telah menginjak usia 74 tahun. Sebagai bank pertama milik Indonesia, BNI jadi saksi surut dinamika sosial dan ekonomi di negeri ini.
Jejak lebih dari tujuh dekade itu diiringi kontribusi BNI yang tak hanya menyapu aspek finansial dan moneter, melainkan pula nilai positif bagi kemajuan bangsa secara keseluruhan.
Karena itu, perjalanan sarat makna BNI menarik untuk diulas lebih dalam dan luas. Guna menggali informasi tersebut, Bisnis Indonesia berkesempatan mewawancarai Direktur Utama BNI Herry Sidharta. Berikut petikan wawancara tersebut:
BNI akan mencapai usia 74 tahun, sebuah perjalanan panjang tumbuh bersama Indonesia membangun. Apa tema perayaan HUT kali ini?
Kami mengusung tema, Satukan Energi untuk Indonesia di Era New Normal. Ini terutama dilatarbelakangi situasi Indonesia yang masih berjuang melawan Covid-19, sama seperti sebagian besar negara di dunia lainnya.
Keprihatinan ini menjadi inti semangat peringatan HUT ke-74 BNI, di mana BNI sebagai salah satu motor penggerak perekonomian nasional perlu menempatkan diri sebagai salah satu pihak yang memperkuat upaya-upaya menekan penyebaran Covid–19 sekaligus memulihkan perekonomian dari dampak negatif wabah.
Peringatan HUT ke-74 BNI juga akan menjadi momentum bagi BNI mulai memasuki Era New Normal. Berbagai norma baru akan diterapkan dalam menjalankan bisnis ke depan. Bisnis kami akan dijalankan dengan diiringi norma baru dalam penegakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Dengan cara ini, pelayanan terhadap nasabah akan tetap maksimal tetapi tetap aman karena disiplin yang kuat dalam penerapan protokol kesehatan.
Bagaimana Anda melihat peran BNI terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sejauh ini?
Pada awal 1946,atau ketika BNI masih berupa embrio telah dirancang untuk dibangun dengan niat mulia, yaitu memperkuat eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang baru lahir pada 17 Agustus 1945. Tujuannya adalah bagaimana agar NKRI yang baru lahir dan memiliki kedaulatan politik ini juga memiliki kedaulatan finansial dan moneter. Sehingga pada saat dilahirkan pada 5 Juli 1946, BNI telah berdiri sebagai bank nasional pertama yang lahir setelah Indonesia merdeka, murni milik bangsa ini.
Saya kutip pernyataan Bapak Margono Djojohadikusumo dalam buku Kenang-kenangan dari Tiga Zaman, Sebuah Kisah Kekeluargaan Tertulis, yang diterbitkan Yayasan Arsari Djojohadikusumo : “Mungkin ada lagi bank-bank kecil kepunyaan bangsa asing, tetapi tidak satupun bank Indonesia untuk lalu lintas perdagangan internasional. Sebab itu saya membuat rencana untuk merintis ke arah itu. Apakah artinya Indonesia merdeka jika tidak mempunyai satu Lembaga yang paling penting untuk mempertahankan dan memelihara kemerdekaannya?.
Atas dasar semangat pendiri BNI tersebut, hingga kini, korporasi tetap berdiri sebagai bank yang memiliki kepedulian terhadap penguatan pembangunan ekonomi nasional.
Sebagai contoh, ketika Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya berupaya mengajak perusahaan-perusahaan go public, BNI lah bank milik negara pertama yang IPO pada November 1996. Langkah ini sedikit banyak menarik perusahaan lain untuk sama sama membangun Bursa Efek kita dengan ikut IPO.
BNI juga ekspansif ke luar negeri. Bagaimana peta persaingan dengan bank lain di dalam negeri? Bagaimana arah pula pengembangan bisnis di luar negeri?
Kinerja BNI tidak terlepas dari ketangguhan bisnis internasionalnya yang dijalankan kantor-kantor BNI cabang luar negeri (KCLN). Bisnis Penyaluran Kredit atau pelayanan digital yang membuahkan Fee Based Income (FBI) yang dihimpun KCLN BNI, sama-sama memberikan kontribusi yang signifikan terhadap bisnis BNI secara keseluruhan.
Bisnis internasional BNI menyumbangkan penyaluran kredit yang tumbuh 24,8% year on year (yoy) menjadi Rp56,5 triliun, plus setoran FBI yang menyumbangkan 27,4% dari total non-interest income BNI.
Bisnis internasional BNI semakin dapat diandalkan dan menjadi unsur pembeda utama antara BNI dengan bank-bank yang berbasis pada pembiayaan korporat lain di Indonesia.
Dari seluruh nasabah korporat BNI, sebanyak ±20% diantaranya adalah para pebisnis global. Untuk itu, keberadaan KCLN BNI diperlukan untuk memenuhi kebutuhan transaksi para nasabah BNI yang bermain global. Dengan demikian keberadaan KCLN BNI adalah Follow the customer and follow the trade.
Keberadaan KCLN BNI juga memberikan dampak positif bagi Indonesia dalam rangka memfasilitasi perolehan devisa. KCLN BNI tersebut telah mencatatkan profit, sehingga sehingga menambah devisa.
BNI optimis telah berada pada jalur yang seharusnya dalam pengembangan bisnis internasionalnya. Ini terlihat dari pertumbuhan CAGR aset pada periode 2014 – 2019 yang mencapai 20,6% per tahun. Pada periode yang sama, kredit yang disalurkan pun tumbuh CAGR 30,7% per tahun, dan pertumbuhan CAGR FBI sebesar 8,6% per tahun. Pada 5 tahun terakhir ini, KCLN BNI mencatat pertumbuhan laba sebelum pajak (EBT) sebesar 45,5% per tahun.
Kinerja KCLN BNI menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Kredit yang disalurkan melalui KCLN BNI tumbuh 24,8% year on year (yoy) yaitu Rp45,37 triliun pada Q1-2019 menjadi Rp56,63 triliun pada periode sama 2020.
Terkait dengan funding, KCLN BNI kini semakin dapat menunjukkan kontribusinya dalam penghimpunan dana. Total funding KCLN BNI pada Q1-2020 adalah Rp44,48 triliun dimana diantaranya terdapat pendanaan club deal jangka panjang yang dibuka di BNI KCLN London senilai Rp7,30 triliun dan dana-dana lainnya di KCLN Singapore, Hong Kong, Tokyo, Seoul dan New York.
Selain itu, tahun ini juga terdapat penerbitan Certificate of Deposit (CD) oleh BNI KCLN New York dengan target perolehan Dana Pihak Ketiga sebesar Rp14,60 triliun pada Desember 2020.
Beberapa tahun terakhir BNI melakukan transformasi digital sekaligus menjawab tuntutan zaman. Apa saja inovasi pelayanan digital yang telah dan akan dikembangkan?
BNI terus bertransformasi dan mengembangkan serta memperkuat kapabilitas sebagai bank digital. Penerapan digitalisasi pada jaringan distribusi dan proses bisnis telah terbukti mampu menopang pertumbuhan bisnis BNI secara konsisten dari tahun ke tahun melalui perluasan akses pasar maupun efisiensi operasional. Upaya peningkatan kapabilitas teknologi digital diharapkan membawa BNI menjadi bank digital yang mampu bersaing di era Industri 4.0 ini.
BNI terus melakukan inovasi digital untuk membangun ekosistem yang sehat sesuai arah perkembangan ekonomi dan keuangan digital di Indonesia, sebagaimana tercantum dalam Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025.
Beberapa key-technologies yang diadopsi memberikan kontribusi signifikan untuk kebutuhan pengembangan produk dan layanan perbankan digital BNI beberapa tahun terakhir, antara lain yakni : Pertama, Agen46. Agen46 adalah layanan yang tergolong ke dalam sistem LKD (Layanan Keuangan Digital), Laku Pandai (Layanan Keuangan Tanpa Kantor untuk Keuangan Inklusif), dan e-Payment. Saat ini sudah tersebar 157.144 Agen46 di seluruh Indonesia.
Selain itu ada BNI Pembukaan Rekening Digital, BNI SONIC (Self Service Opening Account), e-FORM BNI GRIYA, EDC ANDROID, New UI Mobile Banking New User Interface (UI) BNI Mobile Banking, New UI TapCash Go, EDC Care Mobile Apps, CINTA yakni merupakan Chatbot yang dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning.
Pertumbuhan transaksi digital pada Kuartal I–2020 di jaringan layanan elektronik BNI meningkat secara keseluruhan sebesar 31% dibandingkan periode yang sama tahun 2019, baik melalui SMS Banking, Internet Banking, maupun BNI Mobile Banking.
Transaksi melalui BNI Mobile Banking pada Q1-2019 sebanyak 43 juta transaksi, meningkat pada Q1-2020 menjadi 63 juta transaksi. Atau dilihat dari rupiahnya meningkat dari Q1-2019 lalu sebesar Rp56,1 triliun menjadi sebesar Rp103,4 triliun pada Q1-2020.
Kenaikan transaksi digital juga terjadi pada layanan yang disiapkan untuk nasabah korporasi, yaitu BNI Direct. Pada Q1- 2020, Volume transaksi yang menggunakan BNI Direct naik 55%, dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Demikian juga dengan jumlah transaksinya yang meningkat 44%.
Adakah program khusus dalam perayaan HUT kali ini yang sekaligus dapat meringankan beban nasabah di tengah pandemi Covid-19?
Oh ya.. BNI selalu memberikan penawaran menarik pada setiap perayaan HUT nya. Tahun ini terdapat beberapa program yang dapat meringankan nasabah, seperti Program BNI Griya HUT ke-74 BNI, yaitu pemberian suku bunga khusus, mulai 4,74% per tahun.
BNI Griya itu pun sangat mudah, karena dapat diajukan secara online melalui e-Form BNI Griya. Selain itu terdapat juga Program BNI Fleksi HUT ke-74 BNI, yaitu berupa suku bunga khusus bagi selected partner.
Selain itu, tentunya BNI aktif melaksanakan program restrukturisasi kredit bagi pengusaha yang terkena dampak Covid – 19. BNI telah melaksanakan Restrukturisasi Kredit kepada 103.447 debitur dengan baki debet sebesar Rp69,8 Triliun (per 30 April 2020).
Pada usia ke-74 BNI telah memiliki beberapa anak usaha. Bagaimana Anda melihat perkembangan anak usaha dan prospeknya ke depan?
Pada 2019 semua Perusahaan Anak BNI membukukan kinerja yang positif dengan total laba Rp967,57 miliar, tumbuh 49,4% dibanding 2018 sebesar Rp647,45 miliar dengan kontribusi laba sesuai persentase kepemilikan BNI adalah 5,46% terhadap laba BNI, meningkat dari 3,79% pada 2018.
Strategi BNI untuk pengembangan bisnis dan meningkatkan kinerja keuangan, pertumbuhan bisnis, kepuasan nasabah, dan posisi Entitas Anak di antara peers group dan industri di 2020 adalah Meningkatkan sinergi BNI Grup, Meningkatkan Joint marketing communication dan corporate communication, dan Menyediakan sistem informasi yang mendukung bisnis Perusahaan Anak.
Ke depan, perusahaan anak kami ini akan memperkuat bisnis BNI Group. Dengan banyaknya perusahaan anak dengan spesifikasi bisnis berlainan, akan menambah layanan BNI semakin lengkap, mulai dari bidang multi-keuangan, asuransi, perbankan Syariah, pengiriman uang, hingga sekuritas.
Belakangan BNI selalu dikaitkan dengan beragam aksi korporasi seperti rencana akuisisi bank kecil. Adakah rencana khusus untuk aksi korporasi dalam waktu dekat?
BNI terbuka pada setiap kebijakan yang digariskan otoritas. Dalam pelaksanaannya nanti, setiap pilihan aksi korporasi tersebut akan ditetapkan dan dilakukan dengan memperhatikan kondisi dan pemilihan waktu yang tepat.
Bagaimana arah BNI ke depan untuk mendukung UMKM, terutama yang berorientasi ekspor?
Penanganan dan keberpihakan BNI terhadap pengembangan UMKM dilakukan secara lengkap, mulai dari pada saat mereka belum tumbuh atau baru saja memulai usaha dan tidak bankable, hingga naik kelas ke tingkat yang lebih tinggi, sehingga layak mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR), atau lebih besar lagi.
Ketika baru saja memulai usaha dan belum bankable, BNI memberikan dukungan berupa Kredit Kemitraan, yang kita imbangi dengan dukungan pendampingan hingga pelatihan agar naik kelas. Jika usahanya semakin maju, dan bankable, dukungan finansialnya meningkat ke level KUR.
Pada tahap ini, dukungan kami tidak hanya pembiayaan, namun beberapa bantuan non finansial, misalnya diajak ke pameran-pameran bergengsi tingkat nasional hingga internasional. Ini dilakukan untuk membantunya mendapatkan pasar baru hingga ke luar negeri.
Keberadaan cabang-cabang kami di luar negeri, telah menambah daya ungkit bagi bisnis UMKM binaan kami ini semakin kuat. BNI membuka peluang-peluang baru untuk mengekspor produk Indonesia ke luar negeri, bahkan hingga memberikan pembiayaan bagi perusahaan di luar negeri yang menjadi konsumen produk UMKM. Pola ini akan kami lakukan secara terus-menerus.
Apa mimpi atau harapan Anda ketika BNI merayakan 100 tahun kelak?
Visi kami jelas, yaitu Menjadi Lembaga Keuangan yang Unggul dalam layanan dan Kinerja secara berkelanjutan.
Kemudian dengan dielaborasi dengan misi–misi pendukungnya, serta hasil penggalian aspirasi dari internal perusahaan, maka ke depan kami ingin Menjadi Salah Satu Lembaga Keuangan yang paling profitable di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel