Bisnis.com, JAKARTA - CIMB Niaga Finance melihat permintaan pembiayaan mobil bekas bisa bertahan di tengah pandemi.
Presiden Direktur CIMB Niaga Finance Ristiawan Suherman memperkirakan permintaan pembiayaan mobil bekas masih akan menjadi alternatif masyarakat selama perekonomian masyarakat terdampak Covid-19 masih belum pulih betul.
"Melihat kondisi makro ekonomi di Indonesia yang kemungkinan tidak akan pulih dalam waktu cepat, pembiayaan mobil bekas masih akan menjadi alternatif buat nasabah memiliki kendaraan bahkan sampai dengan semester II ke depan," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (7/7/2020).
Sebelumnya, data statistik industri pembiayaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2020 pun mengungkap pangsa pembiayaan mobil bekas masih mencatatkan pertumbuhan positif. Seperti diketahui, periode Maret-April 2020 notabene merupakan waktu puncak pandemi Covid-19 di beberapa kota besar di Indonesia.
Pembiayaan kendaraan roda empat bekas pada April 2020 mencapai Rp58,69 triliun, masih tumbuh tipis 0,54 persen (month-to-month/mtm) dari Maret 2020 yang berada di angka Rp58,37 triliun, serta naik 1,57 persen (year-to-year/yoy) dari posisi April 2019 senilai Rp57,78 triliun.
Sementara itu, pembiayaan mobil baru sebesar Rp131,14 triliun pada April 2020, tercatat turun baik secara bulanan maupun tahunan. Masing-masing 2,63 persen (mtm) dari angka Rp134,69 triliun pada Maret 2020 dan 1,8 persen (yoy) dari Rp133,55 triliun pada April 2019.
"Hampir sama dengan data dari OJK, penjualan kami untuk mobil bekas secara year on year hingga bulan April ada peningkatan sekitar 65 persen. Peningkatan juga terjadi untuk data month to month dari data per Maret dibandingkan dengan data per April meningkat sebanyak 33 persen," tambahnya.
Ristiawan memperkirakan bahwa di era masa transisi menuju normal baru, kebutuhan akan kendaraan pribadi demi keamanan penularan Covid-19 masih akan terus ada, walaupun kemampuan ekonomi masyarakat menurun. Segmen mobil bekas menjadi salah satu alternatif.
"Pada bulan tersebut kami sedang sangat fokus terhadap realisasi akan iimbauan pemerintah dan OJK mengenai restrukturisasi. Peningkatan realisasi kredit untuk mobil bekas lebih dikarenakan adanya permintaan yang meningkat," jelasnya.
CIMB Niaga Finance pun tak mempersiapkan strategi khusus terkait pembiayaan. Persiapan menanggapi fenomena ini lebih diarahkan kepada mitigasi risiko.
Pasalnya, risiko pembiayaan mobil bekas tidak hanya bersumber dari kemampuan konsumen dalam mencicil, tetapi juga punya keterkaitan besar terhadap bagaimana kondisi objek agunan itu sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel