Pasien Rawat Inap Covid-19 di RSD Wisma Atlet Tembus 1.205 Orang

Bisnis.com,09 Jul 2020, 09:12 WIB
Penulis: Nyoman Ary Wahyudi
Petugas medis memeriksa kesiapan alat di ruang ICU Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Presiden Joko Widodo yang telah melakukan peninjauan tempat ini memastikan bahwa rumah sakit darurat ini siap digunakan untuk karantina dan perawatan pasien Covid-19. Wisma Atlet ini memiliki kapasitas 24 ribu orang, sedangkan saat ini sudah disiapkan untuk tiga ribu pasien. ANTARA FOTO/Kompas/Heru Sri Kumoro/Pool

Bisnis.com, JAKARTA — Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta hari ini, Kamis (9/7/2020) merawat 1.205 pasien rawat inap terkait Covid-19.

Perwira Penerangan Kogabwilhan-I Kolonel Marinir Aris Mudian mengatakan terdapat penambahan 102 pasien rawat inap dari yang semula berjumlah 942 orang.

“Sementara itu, pasien positif Covid-19 bertambah 83 orang setelah dilakukan tes swab. Sehingga saat ini pasien positif Covid-19 yang dirawat sebanyak 924 orang,” kata Aris melalui keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Kamis (9/7/2020).

Sementara itu, lanjut Aris, terdapat 96 orang yang dinyatakan positif dengan pemeriksaan rapid test atau tes cepat pada hari ini.

“Jadi ada pengurangan pada hari sebelumnya yang berjumlah 97 orang positif melalui rapid test,” kata dia.

Ihwal pasien lain, dia mengatakan, saat ini RSD Wisma Atlet sedang merawat dua orang pasien dalam pengawasan atau PDP. 

“Untuk orang dalam pemantauan atau ODP saat ini berjumlah tiga orang,” ujarnya.

Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menegaskan tingkat hunian rumah sakit terkait perawatan pasien positif Covid-19 masih terbilang terkendali di tengah tren kenaikan kasus Covid-19 secara nasional.

“Tingkat hunian rumah sakit tidak secara signifikan bertambah drastis bahkan dalam tiga hari terakhir tingkat hunian tempat tidur yang disiapkan untuk penderita Covid-19 baru terisi sekitar 53 persen, artinya masih ada kurang lebih separuh tempat tidur yang belum terpakai,” kata Yuri saat memberi ketarangan pers di BNPB, Jakarta, pada Senin (6/7/2020).

Tingkat okupansi yang terbilang rendah itu, menurut Yuri, karena kasus positif yang ditemukan berasal dari hasil pelaksanaan penelusuran kontak dan pemeriksaan laboratorium yang agresif. Adapun, kasus positif baru belakangan ini, dia menerangkan, ditemukan dominan dengan gejala minimal bahkan tidak ada indikasi untuk dirawat di rumah sakit.

“Sehingga kita sarankan untuk melakukan isolasi secara mandiri dengan tepat. Ini kemudian menjadi kunci keberhasilan kita untuk menghentikan penelusuran,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini