Tipis-Tipis, Taipan Ini Rajin Belanja Saham Emiten Batu Bara Terjumbo

Bisnis.com,09 Jul 2020, 19:32 WIB
Penulis: M. Nurhadi Pratomo
Aktivitas di pelabuhan PT Bayan Resources Tbk. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Dato Dr. Low Tuck Kwong rajin menambah kepemilikan sahamnya di PT Bayan Resources Tbk. sepanjang periode berjalan 2020.

Berdasarkan keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (9/7/2020), Dato Dr. Low Tuck Kwong melaporkan pembelian 8.600 saham Bayan Resources. Transaksi dilakukan pada 3,6,7, dan 8 Juli 2020 dengan harga pembelian Rp13.289,53 per saham.

Dengan transaksi itu, jumlah kepemilikan sahamnya di emiten berkode saham BYAN itu naik dari 1.795.472.700 menjadi 1.795.481.300.

Dia menyebutkan tujuan dari transaksi adalah investasi. Status kepemilikan saham bersifat langsung.

Salah satu orang terkaya Indonesia 2020 versi Majalah Forbes itu tercatat beberapa kali melakukan pembelian saham Bayan Resources. Pada 10, 13—15 Januari 2020, Dato’ Dr. Low Tuck Kwong berbelanja 2.400 lembar saham BYAN.

Saat itu, harga pembelian senilai Rp15.612,50 per saham. Tujuannya sama yakni investasi dengan status kepemilikan saham langsung.

Pendiri Bayan Group itu kembali melakukan pembelian sebanyak 12.700 lembar pada 24 dan 29 Januari 2020. Harga pembelian senilai Rp15.193,90 per lembar saham.

Berselang cukup lama, pemegang saham utama dan pengendali BYAN itu kembali berbelanja pada 24 dan 24 Juni 2020. Dia memborong 1.000 lembar saham dengan harga Rp14.412,50.

Akhir semester I/2020, Dato Dr. Low Tuck Kwong membeli 4.400 lembar dengan harga pembelian Rp12.603,98 per saham. Tujuan dari transaksi itu juga sebagai investasi.

Berdasarkan komposisi kepemilikan saham BYAN per 30 Juni 2020, Dato’ Dr. Low Tuck Kwong memegang kepemilikan 53,86 persen. Selanjutnya, PT Sumber Suryadana Prima mengempit 10 persen, Engki Wibowo 5,96 persen, dan masyarakat 30,18 persen.

Pada penutupan perdagangan Kamis (9/7/2020), saham Bayan Resources terkoreksi 4,25 persen atau 550 poin menjadi Rp12.400. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp41,33 triliun, terbesar di antara emiten pertambangan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini