Kemdikbud Luncurkan Bantuan Sertifikasi Kompetensi untuk Mahasiswa Vokasi

Bisnis.com,09 Jul 2020, 18:46 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
Mahasiswa tengah Praktikum di Lab Sensori Integrasi Vokasi UI/ANTARA-Humas UI

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemedikbud RI) meluncurkan program bantuan sertifikasi kompetensi mahasiswa. Diharapkan dari program tersebut ada 15.000 mahasiswa yang bisa disertifikasi kompetensi pada 2020.

“Tantangannya luar biasa karena sedang situasi Covid-19. Nah, maka perlu ada berbagai hal yang dipersiapkan,” kata Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi Kemdikbud RI, Benny Bandanadjaja, Kamis (9/7/2020).

Benny menuturkan target tersebut terbilang tinggi karena memang belum mempertimbangkan situasi pandemi Covid-19. Meski demikian dia berharap realisasi yang tercapai tidak terlalu jauh dari target yang dipatok pemerintah. 

Dia memprediksi pembiayaan program sertifikasi mahasiswa vokasi bisa lebih efisien dan lebih lancar seiring penyesuaian dengan situasi wabah virus Corona. 

"Pelaksanaannya seperti yang sekarang kita lakukan, dengan cara daring,” imbuhnya.

Benny menjelaskan bantuan dalam bentuk pelatihan yang luarannya mengarah ke sertifikasi kompetensi bagi tiga kelompok besar, yaitu pimpinan, dosen dan Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP).

Dengan demikian, pimpinan, dosen dan PLP dapat mengajukan untuk mengikuti sesuai prosedur dan persyaratan yang diberikan. Tentunya dengan pembiayaan dari Kemendikbud RI> 

Adapun, hasil (output) yang diharapkan pemerintah dari program ini bukan hanya sekadar sertifikat, tapi mengembangkan pendidikan tinggi vokasi supaya bisa menjadi lebih baik dari sisi sumber daya manusia. 

Untuk pimpinan, pemerintah meminta untuk membuat dokumen pengembangan institusi yang terkait dengan pelatihan yang sudah didapatkan. Kemudian, untuk dosen, dia mengatakan output yang ditargetkan misalnya membuat dokumen, modul, praktek, perkuliahan, pembelajaran, atau SOP tentang pengembangan profesionalisme di bidang pendidikan khususnya terkait dengan kegiatan kevokasian.

"Pihak kampus juga bisa bekerja sama dengan industri, itu bisa bagus sekali,” tambahnya.

Selanjutnya, dia mengatakan PLP sebagai pendukung pembelajaran di laboratorium juga harus bisa mengembangkan konsep bagaimana melaksanakan kegiatan aktif di bengkel atau laboratorium menjadi lebih efektif dan efisien. 

Dia menuturkan para peserta program dapat menggunakan mesin tertentu dan akan mendapatkan sertifikasi dari produsen mesin tersebut sehingga dipastikan bisa menggunakan dengan baik. Hasil pelatihan dan sertifikasi, lanjutnya, dapat berbentuk dokumen bisa SOP atau modul praktikum dan bisa diimplementasikan pada kegiatan praktik setelah selesai pelatihan.

“Jadi manfaatnya bisa kita terima setelahnya. Jangan cuma sertifikat, kami minta membuat dokumen sesuai porsi masing-masing posisi,” imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini