Lanjutkan Tren Koreksi, IHSG Dibuka Melemah

Bisnis.com,10 Jul 2020, 09:01 WIB
Penulis: Lorenzo A. Mahardika & Dhiany Nadya Utami
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (23/6/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Jumat (10/7/2020), mengikuti tren bursa global.

Pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka melemah 0,14 persen atau 6,96 poin menjadi 5.045,83. Terpantau 38 saham menguat, 59 saham melemah, dan 104 saham stagnan.

Pada Kamis (9/7/2020), IHSG ditutup di level 5.052,79 dengan koreksi 0,46 persen atau 23,38 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Sebelum berbalik turun, penguatan indeks sempat berlanjut hingga menembus level 5.100 setelah menguat 0,64 persen pada awal perdagangan Kamis. Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG bergerak dalam kisaran 5.041,93 – 5.111,56.

Sebanyak 8 dari 10 sektor pada IHSG ditutup di teritori negatif, dipimpin infrastruktur (-0,85 persen) dan finansial (-0,69 persen). Adapun sektor pertanian dan pertambangan masing-masing naik 0,99 persen dan 0,48 persen sekaligus membatasi koreksi IHSG.

Tercatat 195 saham menguat, 205 saham melemah, dan 175 saham berakhir stagnan. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang masing-masing turun 1,6 persen menjadi penekan utama IHSG.

Direktur PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan pergerakan IHSG terlihat sedang terkonsolidasi setelah mengalami kenaikan dalam beberapa hari sebelumnya, sedangkan gelombang tekanan terlihat belum akan berakhir.

“Sentimen dari fluktuasi nilai tukar rupiah serta harga komoditas, dan masih terjadinya capital outflow secara year to date turut membayangi pergerakan IHSG,” papar William dalam risetnya.

Pada Jumat (10/7/2020), William memprediksi IHSG berpotensi bergerak terkonsolidasi di dalam rentang 4.789 - 5.123.

Sementara itu, pasar saham Asia dibuka melemah mengikuti pergerakan bursa Amerika Serikat. Hal tersebut dipengaruhi kekhawatiran investor terhadap lonjakan angka kasus positif virus corona yang dapat berdampak negatif terhadap pemulihan ekonomi global.

Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (10/7/2020), indeks Topix Jepang dibuka terkontraksi sebesar 0,4 persen. Menyusul di belakangnya adalah Kospi Korea Selatan yang turun sebesar 0,18 persen.

Pada bursa Asia, investor akan memantau pergerakan indeks Shanghai Composite yang tengah berada dalam tren positif. Selama delapan hari terakhir, pasar China menutup perdagangan di zona hijau.

Sementara itu, bursa S&P/ASX200 Australia juga mengawali perdagangan dengan koreksi sebesar 0,12 persen. Sementara itu, indeks berjangka S&P 500 dibuka di zona hijau dengan penguatan tipis 0,3 persen hingga pukul 09.07 waktu Tokyo, Jepang.

Perdagangan hari ini diwarnai oleh sentimen lonjakan kasus positif virus corona tertinggi di negara bagian California dan Florida di Amerika Serikat. Kendati kebijakan fiskal dan moneter dapat menekan sentimen negatif ini, pasar tenaga kerja yang masih labil dinilai memperbesar sentimen negatif yang ada.

Chief Global Market Strategist di AxiCorp, Stephen Innes, mengatakan antusiasme investor terhadap prospek pembukaan ekonomi langsung tersapu oleh lonjakan kasus positif virus corona yang terjadi. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar bahwa pemulihan ekonomi akan berjalan lebih lambat.

"Ketakutan pemerintah atau pelaku pasar saat ini menjadi sentimen utama pada perdagangan," jelasnya, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini