Hanya Miliki 2 Persen Saham, Begini Cara Dahlan Iskan Kendalikan Harian DI's Way

Bisnis.com,11 Jul 2020, 13:42 WIB
Penulis: Nyoman Ary Wahyudi
Mantan menteri BUMN Dahlan Iskan keluar dari mobil listrik prototipe Indonesia Seno yang dipamerkan di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/5)./Antara/M Risyal Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri BUMN periode 2011-2014 Dahlan Iskan hanya memiliki dua persen saham dari Harian DI's Way yang tengah dikembangkannya.

Kendati demikian, Dahlan mengatakan, dirinya bakal tetap memegang kendali utuh atas jalannya visi dan pengembangan perusahaan media yang baru diluncurkan pada 4 Juli 2020.

Dahlan menuturkan hal itu memang agak sulit diterapkan di dalam hukum Indonesia yang bertumpu pada rapat umum pemegang saham atau RUPS. Malahan, Dahlan menerangkan, jika tidak terjadi kesepakatan keputusan mesti diambil melalui mekanisme voting “one share one vote”.

“Akhirnya saya menemukan formula bagaimana saya memegang dua persen dan tetap memegang kendali 98 persen saham yang dimiliki oleh karyawan yakni saham itu tidak boleh dimiliki oleh pribadi karyawan melainkan harus di bawah yayasan kesejahteraan karyawan,” kata dia dalam sebuah diskusi bertajuk “ Transisi Media Cetak Dalam Menghadapi Digital Teknologi Global” pada Jumat (10/7/2020) malam.

Dengan demikian, menurut dia, ketentuan ketika RUPS bakal dihadiri oleh pemilik saham dua persen [Dahlan] dan yayasan kesejahteraan karyawan.

“Di mana saya memiliki veto karena menjabat sebagai dewan pembina yayasan kesejahteraan karyawan. Tetapi laba atau uangnya saya tidak boleh ambil,” ujarnya.

Menariknya, dia juga mengakui, struktur kepemilikan saham Harian DI's Way itu mirip dengan Huawei, korporasi teknologi informasi global asal China. Dia mengakui telah lama mengamati perkembangan di Huawei.

Sebelumnya, Dahlan menuturkan inspirasinya untuk mengembangkan media massa di berbagai daerah di Indonesia.  

Ternyata, hal itu tak terlepas dari Program Kepemimpinan Pengunjung Internasional (International Visitor Leadership Program/IVLP) yang mengirim warga Indonesia ke Amerika Serikat untuk bertukar pengalaman di berbagai bidang agar tetap dilanjutkan.

"Saya berkunjung ke AS pertama kali pada tahun 1985 melalui program ini. Kunjungan tersebut mengubah hidup saya. Bahkan, mengubah pers Indonesia secara keseluruhan," kata dia dalam siaran program sapa alumni AS melalui Instagram, Jakarta, Jumat (3/7/2020).

Ketika di AS waktu itu, lanjut Mantan Dirut PLN ini, ternyata tiap kota besar maupun kecil memiliki surat kabar dan mereka memiliki pembacanya masing-masing. Menurut dia, masa depan surat kabar di Indonesia itu koran daerah seperti Washington Post yang tidak semuanya beredar di seluruh negara bagian Amerika Serikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini