Hadapi Gelombang ke-2, Thailand Genjot Produksi Alat Tes Covid-19

Bisnis.com,11 Jul 2020, 12:15 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
Suasana Bangkok, Thailand, pada 19 Juni 2020./Antara/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Thailand mulai meningkatkan produksi alat tes Virus Corona (Covid1-19) untuk menghindari kekurangan pasokan. Hal itu dilakukan dalam rangka persiapan menghadapi infeksi gelombang kedua setelah banyak bisnis dan layanan yang kembali dibuka.

“Thailand selalu dikritik karena tesnya terlalu sedikit, dan memang nyatanya di lapangan alat tesnya tidak cukup,” kata Songpon Deechongkit, Managing Director Siam Bioscience Co., yang mendistribusikan 100.000 tes kit ke Pemerintah Thailand sejak awal April, dilansir Bloomberg Sabtu (11/7/2020).

Dengan ekspansi yang sudah dilakukan, pihaknya sekarang sudah bisa memproduksi sebanyak 100.000 per bulan, untuk memastikan keamanan dan kesehatan serta agar tak ketergantungan paa alat tes yang harus diimpor.

Saat ini di Thailand tidak ada kasus baru dari transmisi lokal selama enam pekan berturut-turut. Namun, sejumlah pakar mengatakan hal itu karena minimnya tes yang dilakukan.

Berdasarkan data worldometer.info, Thailand hanya memiliki 600.000 sampel yang sudah dianalisis dari total 69 juta jiwa. Sebagai perbandingan Inggris sudah melakukan tes 18 kali lebih banyak dengan jumlah populasi yang sama. Jumlah total terinfeksi di Thailand mencapai 3.200 kasus dengan 58 kasus fatal.

Siam Bioscience merupakan perusahaan milik Crown Property Bureau, yang merupakan hasil investasi pemerintah dengan lembaga manajeman aset.

Songpon mengungkapkanm, perusahaan tersebut memproduksi alat tes PCR dengan biaya sepertiga dari alat tes yang diimpor. Adapun, alat tes tersebut didesain berdasarkan rujukan Department of Medical Sciences, yang akan membeli alat tes tersebut.

Strategi Thailand untuk meningkatkan produksi alat tes sendiri juga mencerminkan adanya rencana pengembangan vaksin buatan sendiri. Keduanya mencerminkan kekhawatiran bahwa tarik ulur global atas pasokan sumber daya akan membuat Thailand berisiko.

India, misalnya, menghadapi kekurangan alat uji karena sebagian besar bergantung pada impor. AS juga berjuang dengan pengambilan sampel yang tidak memadai dan produk berkualitas rendah.

Pakar kesehatan Thailand kini tengah berfokus pada kelompok-kelompok berisiko tinggi, mencatat bahwa tingkat kepositifan saat ini kurang dari 1 persen, bersama dengan penurunan tajam dalam kasus-kasus influenza dan pneumonia. Hal ini memberikan bukti bahwa pengujian telah memadai dan bahwa wabah masih terkendali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini