Lagi, Nasabah AXA Mandiri Mengeluh Nilai Investasi Jeblok

Bisnis.com,13 Jul 2020, 18:47 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Ilustrasi - Karyawan sedang beraktivitas di depan logo AXA Mandiri. /Istimewa.

Bisnis.com, JAKARTA - Keriuhan nasabah asuransi, khususnya pengguna produk unit-linked yang merasa dirugikan karena nilai investasinya anjlok, masih tak kunjung reda dari jagad maya.  

Di dunia virtual, masih ramai pemegang polis PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) yang merasa dirugikan, terutama akibat performa produk unit-linked, produk asuransi yang mengombinasikan fungsi proteksi dan investasi.

Dari laman sosial media Twitter, nasabah-nasabah yang menyuarakan soal amblasnya investasi mereka sempat marak pada April 2020 dan masih terus berlangsung hingga Senin (13/7/2020). Akun yang digunakan berbeda-beda.

Pengguna akun Twitter Julia Kushariyanto misalnya dengan akun @Lia01284847 menyebutkan dia kecewa karena uang asuransi tersebut seharusnya digunakan untuk membiayai pendidikan anaknya. Dalam cuitannya, dia menautkan ke akun resmi AXA Mandiri, Bank Mandiri, OJK dan lain-lain. 

"Anak sekolah lagi, biaya lagi.. ingat tabungan anak saya @bankmandiri yg disulap jadi asuransi jiwa oleh @AXA_Mandiri! Kejam sekali kalian!Ini uang buat anak sekolah lho! @KPAI_official @RetnoListyarti @kpp_pa @ojkindonesia @BungTB @agushwidodo @royke_tumilaar"

Pengguna Twitter lainnya Rieyono Gatama dengan nama akun @RieyonoG juga menyampaikaan keluhan senada. Dia mengaku sudah menyetorkan uang sebesar Rp15 juta selama jadi nasabah namun saat ini tersisa Rp3 juta. 

"Dana pendidikan anak saya yg disetor 15jt tinggal 3jt'an.kalo bukan rencana pendidikan knp diawal ga diomongin? kaya gini bukannya perusak generasi bangsa? @ojkindonesia @OmbudsmanRI137 @UGMYogyakarta @univ_indonesia @fadjroeL @KPK_RI @susipudjiastuti #cicilianina @AXA_Mandiri"

Setali tiga uang, Muslim Hanaf lewat akun @Muslimha4 juga mengeluh karena merasa tertipu dan meminta agar perusahaan bertanggungjawab. Dia juga protes karena saat mendaftar polis asuransi, hanya iming-iming soal return yang tinggi yang disampaikan oleh agen.

Muslim menjadi nasabah AXA Mandiri sejak Juni 2010 dengan sistem pembayaran autodebet sekitar Rp500.000 per bulan. Namun dia kaget saat melakukan pengecekan pada Mei lalu, jumlah investasi yang tertera hanya sekitar Rp25,7 juta.    

"Saya ingin info valid.. unit link tertinggi selama @AXA_Mandiri berdiri berapa??? Sehingga anda bisa mengatakan nilai investasi lebih tinggi dr ilustrasi?? Jangan" anda hanya berdalih.. @ojkindonesia @TMCPoldaMetro @jokowi @karniilyas @MataNajwa."

Ketika dikonfirmasi Bisnis mengenai munculnya kembali keluhan-keluhan nasabah tersebut, pihak AXA Mandiri masih memberikan pernyataan yang sama dengan sebelumnya, bahwa nasabah perlu memahami bahwa produk tersebut mengalokasikan premi untuk proteksi dan sebagian lainnya untuk investasi.

Pada akhir April lalu, Direktur Kepatuhan AXA Mandiri Rudy Kamdani menyatakan bahwa produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi atau PAYDI memiliki risiko fluktuasi yang akan memengaruhi manfaat investasi nasabah. Dia menjelaskan bahwa polis yang dimiliki sejumlah nasabah merupakan PAYDI atau unit-linked. Jenis produk tersebut mengalokasikan premi untuk proteksi dan sebagian lainnya untuk investasi.

"Perlu kami tegaskan bahwa produk asuransi yang dimiliki oleh nasabah tersebut adalah asuransi unit-linked. Manfaat investasi yang didapat oleh nasabah tidak dijamin dan bersifat fluktuatif tergantung dari jenis investasi yang dipilih," ujar Rudy kepada Bisnis, Kamis (30/4/2020).

Keputusan penempatan investasi sepenuhnya ada di tangan nasabah. Sementara itu, profil risiko produk ini erat kaitannya dengan likuiditas portfolio investasi yang terkait dengan ekonomi makro dan kinerja pergerakan pasar modal.

Menurutnya, AXA Mandiri telah membentuk satuan tugas khusus untuk menangani aspirasi nasabah dan sejumlah aspirasi dinilai telah dapat diselesaikan dengan baik. Perseroan pun menyatakan selalu menerapkan good corporate governance (GCG) dalam setiap proses, termasuk pemasaran produk asuransi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini