Emiten Batu Bara Kompak Menguat, IHSG Ditutup di Zona Hijau

Bisnis.com,13 Jul 2020, 15:45 WIB
Penulis: Finna U. Ulfah
Karyawati beraktivitas di sekitar logo PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (4/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil menutup perdagangan awal pekan ini, Senin (13/7/2020), berada di zona hijau melanjutkan penguatan pada perdagangan sebelumnya dipimpin saham-saham emiten batu bara.

Indeks harga saham gabungan atau IHSG berhasil parkir di level 5.064,447, naik 0,66 persen atau 33,191 poin. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di rentang 5.024,934 hingga 5.075,098.

Dari total keseluruhan anggota konstituen, sebanyak 237 saham berhasil menguat sedangkan sebanyak 183 saham melemah. Adapun sebanyak 147 saham tidak bergerak dari posisi pada perdagangan sebelumnya. Tercatat, nilai transaksi pada perdagangan Senin (13/7/2020) mencapai Rp6,273 triliun dengan frekuensi transaksi sebesar 590.916.

Sementara itu, investor asing tercatat net sell sebesar Rp44,1 miliar dan terpantau memburu saham PT Bank Raykat Indonesia Tbk. (BBRI) dan PT Astra International Tbk. (ASII).

Adapun, saham-saham emiten tambang kompak parkir di zona hijau dan memenuhi deretan top gainers IHSG pada perdagangan kali ini.

Penguatan dipimpin oleh PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) yang berhasil naik hingga 33,76 persen, diikuti oleh PT Indika Energy Tbk. (INDY) naik 24,83 persen, dan posisi ketiga diisi oleh emiten tambang logam PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) yang menguat 7,44 persen.

Tidak ketinggalan, emiten batu  bara kakap lainnya yaitu PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) dan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) juga menguat dengan kenaikan masing-masing sebesar 6,45 persen dan 4,83 persen.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan  Aji Gusta mengatakan bahwa penguatan IHSG kali ini didukung oleh meningkatnya minat investor untuk mengumpulkan aset-aset berisiko.

“Pasar mengapresiasi perkembangan penelitian vaksin remdisivir  gilead dalam pengobatan COVID-19,” ujar Nafan saat dihubungi Bisnis, Senin (13/7/2020).

Di sisi lain, Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan pertumbuhan kuartal produk domestik bruto (PDB) secara kuartalan pada kuartal III/2020 seharusnya lebih baik dari kuartal II/2020.

Pasalnya, sejumlah kegiatan ekonomi telah dimulai kembali setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berkurang pada Juni 2020. Dengan demikian, Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyebut pemulihan  laju IHSG akan berkelanjutan meski ada volatilitas tinggi. 

“Target akhir dari target IHSG kami yang telah direvisi untuk  tahun 2020 adalah 5.400 dari sebelumnya 5.180,” ujar Hariyanto dan Emma melalui riset Senin (13/7/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini