Permintaan Sapi Siap Potong di Jatim Belum Meningkat

Bisnis.com,14 Jul 2020, 14:57 WIB
Penulis: Peni Widarti
Ilustrasi pasar sapi./Antara-Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, SURABAYA – Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jawa Timur mengatakan hingga kini belum ada indikasi kenaikan permintaan sapi untuk kebutuhan Kurban bahkan tren konsumsi daging cenderung turun 2,5 persen selama pandemi Covid-19.

Ketua PPSDS Jatim Muthowif mengatakan dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini diperkirakan ada penurunan kegiatan berkurban secara perseorangan. Namun untuk kegiatan kurban yang bersifat sistem arisan atau patungan 7 orang dengan 1 ekor sapi masih akan ada.

“Untuk sementara ini saya belum melihat indikasi kenaikan permintaan sapi untuk kurban, karena masa pandemi ini orang berkurban harus menjalankan protokol kesehatan Covid-19 sesuai SE PKH,” katanya, Selasa (14/7/2020).

Dia menjelaskan khusus daging sapi segar untuk konsumsi harian juga tampaknya belum pulih pada saat memasuki new normal. Hal itu berdampak pada rendahnya harga daging sapi segar secara rata-rata.

Di Surabaya harga daging sapi segar rerata Rp110.000/kg, sedangkan di daerah lain seperti Madura bisa lebih tinggi mencapai Rp115.000 – Rp120.000/kg.

“Sampai new normal ini juga belum ada tanda-tanda peningkatan permintaan pasar di Jatim, jadi pedagang juga tidak bisa berbuat apa-apa,” katanya.

Di sisi lain, justru harga sapi hidup siap potong saat ini terus meningkat meski harga dagingnya di pasar masih rendah. Hal itu disebabkan adanya peningkatan permintaan sapi hidup siap potong di luar Jatim, seperti Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan, dan Pangkal Pinang.

Adapun saat ini harga sapi hidup siap potong sekitar Rp47.000/kg (timbang hidup). Harga tersebut meningkat dibandingkan sebelum pandemi yakni sekitar Rp45.000/kg (timbang hidup).

“Jadi permintaan sapi hidup siap potong di luar provinsi inilah yang meningkat, dan daya beli masyarakatnya di sana lebih tinggi. Sebut saja di Kalimantan, harga daging sapi segar bisa Rp130.000/kg,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini