Bisnis.com, JAKARTA - PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) masih akan menggarap segmen pedesaan dengan menargetkan 300.000 pengusaha mikro sektor ekonomi informal bergabung sebagai mitra pada semester II/2020.
Andi Taufan Garuda Putra, Founder dan CEO Amartha, percaya bahwa prospek segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di pedesaan masih menjanjikan karena sedang bangkit dari dampak pandemi Covid-19.
"Beberapa bulan ini perekonomian di desa akan tetap tangguh karena resilience atau daya juang yang mereka miliki. Kehadiran Amartha bertujuan untuk mendukung usaha mereka bangkit, beradaptasi, dan tumbuh lebih besar melewati periode pandemi ini," jelasnya kepada Bisnis, Selasa (14/7/2020).
Taufan masih optimistis pedesaan akan pulih dengan cepat. Terutama, apabila menilik kembali ketika pandemi Covid-19 berlangsung pun, 69 persen portofolio Amartha berasal dari penyaluran pendanaan kepada sektor usaha perdagangan.
Nilainya mencapai Rp90 miliar ke 21.000 mitra, tepatnya kisaran periode Maret 2020 sampai Juni 2020. Inilah kunci optimisme fintech peer to peer (P2P) lending yang berfokus pada pemberdayaan perempuan pengusaha mikro di desa ini menatap paruh kedua 2020.
"Semester II/2020, Amartha akan tetap fokus menyalurkan modal kerja sektor usaha perdagangan, dengan target kisaran 300.000 pengusaha mikro di sektor ekonomi informal seperti pedagangan kebutuhan pokok sehari-hari, sembako ataupun makanan. Mencapai [total nilai penyaluran Rp900 miliar]," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel