Banjir Berulang di Luwu Utara, Ribuan Orang Memerlukan Bantuan

Bisnis.com,15 Jul 2020, 06:29 WIB
Penulis: Newswire
Sebuah rumah tenggelam lumpur akibat banjir bandang di Desa Radda, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Selasa (14/7/2020)./Antara-Hariandi Hafid

Bisnis.com, MAKASSAR - Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memonitor 4.930 keluarga di enam kecamatan terdampak banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.

Jumlah tersebut disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, melalui siaran persnya diterima, Selasa (14/7/2020).

Selain itu, ada enam kecamatan ikut terdampak masing-masing Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke dan Malangke Barat. Bahkan ribuan rumah ikut terendam di kawasan itu.

Sedangkan data sementara dari Tim SAR gabungan di bawah kendali Basarnas sore ini mencatat sudah 13 orang dinyatakan meninggal dunia, 10 warga berhasil diselamatkan dan 46 lainnya masih dalam pencarian. Kesepuluh korban luka-luka tersebut dirujuk ke RSUD Masamba.

Menurut laporan BPBD Kabupaten Luwu Utara, banjir dipicu salah satunya hujan dengan intensitas tinggi. Debit air hujan mengakibatkan Sungai Masamba, Rongkang dan Sungai Rada meluap sehingga terjadi banjir bandang.

Melihat potensi ancaman banjir bandang, Kabupaten Luwu Utara termasuk wilayah yang memiliki bahaya kategori sedang hingga tinggi untuk bencana banjir bandang. Sebanyak 11 kecamatan berada pada kategori tersebut. Jumlah populasi terpapar bahaya banjir bandang mencapai 23.402 jiwa.

Bencana banjir juga terjadi sebelumnya pada Kamis (9/7) di wilayah Kabupaten Luwu di Provinsi Sulsel. Ada 2.970 keluarga yang terdampak banjir di enam kecamatan.

Kondisi bantaran sungai Masamba akibat banjir bandang di Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Selasa (14/7/2020)./Antara-Muktar

Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman menyarankan normalisasi sungai Suli di Kabupaten Luwu sebagai upaya mencegah terjadinya banjir.

"Ini harus normalisasi sungai dengan melibatkan Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang. Harus duduk bersama karena ini bukan pekerjaan kecil," kata Wagub saat meninjau Sungai Suli, Kabupaten Luwu, Selasa.

"Kehutanan perlu sisir di hulu, alih fungsi lahan dan penebangan perlu diintervensi baik pengawasan yang ketat maupun penataan dan penghijauan kembali," ujarnya.

Lurah Kecamatan Suli Sukmawati Gusalim mengaku jika di daerahnya ini sudah enam kali terjadi banjir dalam waktu dua bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini