Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan mulai kejar setoran merealisasikan pembiayaan baru setelah Covid-19 mereda. Menerbitkan surat utang anyar sebagai alas pengaman likuiditas pun jadi pilihan paling masuk akal.
Optimisme ini turut ditangkap oleh Direktur Keuangan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) Zacharia Susantadiredja, setelah obligasi teranyar perusahaan dengan kode emiten WOMF yang direncanakan senilai Rp1 triliun ini tak jadi terbit pada Semester I/2020.
Menurutnya, walaupun perseroan memiliki beberapa langkah pendanaan lain, penerbitan obligasi tetap akan menjadi prioritas karena mempertimbangkan prospek pasar. Di samping itu, perseroan memiliki lima obligasi WOMF yang akan jatuh tempo hingga periode Desember 2020 dengan total nilai pokok mencapai Rp1,6 triliun.
"Rencana pendanaan di semester II/2020 melalui penerbitan obligasi. Selain itu, pinjaman bank, dan pembiayaan bersama bersama (joint financing) dengan PT Bank Maybank Indonesia Tbk.," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (15/7/2020).
Zacharia pun masih optimistis, walaupun pembiayaan pada 2020 tak bisa mencapai target Rp6,5 triliun, paling tidak bisa mirip-mirip realisasi kinerja 2019 senilai Rp5,8 triliun.
Sebagai gambaran, ketika masa pandemi Covid-19, tepatnya April 2020, penyaluran pembiayaan WOMF nilainya Rp1,4 triliun, "Tapi pasti penyaluran pembiayaan diproyeksikan meningkat di semester II/2020 ini, kita akan mengupayakan dengan program-program menarik buat konsumen setia maupun konsumen baru," tambahnya.
Optimisme senada diungkap Direktur Keuangan PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) Sudjono yang sebelumnya mengaku belum berminat menerbitkan obligasi pada masa pandemi Covid-19.
"Sekarang kita sedang menjajaki pasar untuk penerbitan obligasi baru. Mulai bulan ini pun kami sudah kembali menyalurkan pembiayaan baru. Tapi untuk sementara masih belum ditetapkan target spesifik, karena masih dalam masa transisi pandemi [Covid-19]," ungkapnya.
Berbeda halnya dengan Direktur Utama PT BCA Finance Roni Haslim yang mengaku masih belum memiliki rencana menerbitkan obligasi lagi karena masih memiliki arus kas yang lancar.
Roni mengaku dengan kondisi arus kas yang masih baik, BCA Finance masih bisa mengejar realisasi penyaluran pembiayaan baru pada semester II/2020 dengan strategi menurunkan pembayaran uang muka kendaraan yang tak lagi mencapai 50%.
"Cash flow aman, bahkan kami saat ini mempunyai kelebihan dana. Strateginya sekarang, kami sudah menurunkan DP menjadi 35%. Kami siap untuk menampung semua pengajuan kredit yang masuk. Tapi target agak sulit karena kondisi ke depan belum bisa dibaca dengan jelas. Kalau memang kondisi membaik, target akan kami sesuaikan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel