Tak Terduga, Inflasi Inggris Meningkat pada Juni 2020

Bisnis.com,15 Jul 2020, 17:17 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Penumpang kereta bawah tanah di London mengenakan masker untuk menghindari penularan virus corona Covid-19./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi Inggris secara tak terduga meningkat pada bulan Juni 2020 menyusul kenaikan harga pakaian dan gim video.

Berdasarkan data Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris yang dirilis Rabu (15/7/2020), indeks harga konsumen (IHK) naik 0,6 persen secara year-on-year dari tahun sebelumnya.

Inflasi ini lebih tinggi dibandingkan proyeksi analis yang mencapai 0,4 persen. Sementara itu, inflasi inti, yang tidak termasuk energi volatil dan harga pangan, naik hingga 1,4 persen.

Meskipun demikian, inflasi masih jauh di bawah target Bank of England (BOE) sebesar 2 persen. Para ekonom memperkirakan hanya akan ada kenaikan bertahap dari level saat ini pada kuartal selanjutnya karena krisis virus mengurangi permintaan akan barang dan jasa.

BOE, yang telah memangkas suku bunga menjadi 0,1 persen dan memulai kembali program pembelian obligasi untuk melawan krisis, memperkirakan ekonomi Inggris akan menuju penurunan terburuk dalam tiga abad, sementara data Selasa menunjukkan bahwa rebound pada Mei lebih kecil dari yang diharapkan.

Harga pakaian dan alas kaki turun 0,1 persen di bulan Juni, jauh lebih kecil dari penurunan tahun sebelumnya.

Deputi Statistik Nasional ONS untuk Statistik Ekonomi Jonathan Athow mengatakan pola musiman sedang terganggu karena pandemic. Penurunan normal yang biasanya terjadi karena dimulainya penjualan musim panas gagal terwujud tahun ini.

Sementara itu, harga gim PC dan konsol naik bulan lalu, yang mencerminkan tren kenaikan permintaan hiburan menyusul penerapan lockdown yang membuat orang tetap di rumah mereka.

Sementara itu, harga makanan, khususnya untuk sayuran, menurun.

ONS mengatakan pihaknya hanya dapat mengumpulkan data dari sekitar 84 persen pos barang dan jasa karena beberapa toko masih tutup.

Serial eksperimental yang menunjukkan dampak perubahan pola pengeluaran yang disebabkan oleh krisis menunjukkan inflasi lebih rendah 0,1 poin persentase dari tingkat resmi, ketika barang-barang yang tidak tersedia dihapus sampel setiap bulan,” menurut pernyataan ONS, seperti dikutip Bloomberg.

Secara terpisah, ONS mengatakan harga bahan baku naik di bulan kedua berturut-turut, didorong oleh kenaikan harga minyak mentah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini