Jelang Pengumuman Hasil RDG BI, Akankah Suku Bunga Acuan Kembali Turun?

Bisnis.com,16 Jul 2020, 10:17 WIB
Penulis: Maria Elena
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Pengumuman keputusan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia akan diumumkan pada pukul 14.00 WIB, Kamis (16/7/2020).

Seperti diketahui, RDG Bank Indonesia pada Juni lalu memutuskan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,25 persen. Akankah Bank Indonesia kembali memangkas suku bunga acuan kali ini?

Berdasarkan konsensus Bloomberg, sebanyak 11 dari 30 ekonom memprediksi BI akan menahan suku bunga di level 4,25 persen, sisanya memprediksi BI akan kembali melakukan pemangkasan.

Chief Economist Bank BNI Ryan Kiryanto memperkirakan BI akan menahan penurunan suku bunga, mempertimbangkan pelonggaran sudah dilakukan pada bulan lalu.

Di samping itu, menurut Ryan, tingginya volatilitas nlai tukar rupiah juga perlu menjadi pertimbangn BI dalam mengambil kebijakan terkait suku bunga.

"Saya prefer BI 7-Day Reverse Repo Rate tetap 4,25 persen karena RDG bulan lalu sudah turun. Jadi di RDG kali ini sebaiknya ditahan saja, apalagi kurs rupiah masih volatile," katanya kepada Bisnis, Rabu (15/7/2020).

Senada, Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana memprediksi suku bunga acuan akan dipertahankan di level 4,25 persen.

Menurutnya, Bank Indonesia memang masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga 25 bps lagi tahun ini. Namun BI juga harus mempertimbangkan pola musiman, di mana rupiah tedepresiasi pada bulan Agustus selama 15 tahun terakhir.

"Ada baiknya ruang suku bunga acuan digunakan bertahap," jelasnya.

Di sisi lain, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memprediksi Bank Indonesia akan kembali menurunkan suku bunga acuan, menyusul penurunan bulan lalu.

Andry menilai penurunan suku bunga memungkinkan mengingat inflasi yang masih terjaga di level yang rendah, termasuk nilai tukar rupiah

"Kita proyeksikan cut, pertimbangannya karena manageable inflation and exchange rate," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini