Suku Bunga Acuan BI Terendah Sejak 2016, Ekonom: Jangan Senang Dulu!

Bisnis.com,16 Jul 2020, 19:35 WIB
Penulis: Maria Elena
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Selasa (14/4/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom menilai keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI-7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 4 persen di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini patut diapreasiasi.

Sebagaimana diketahui, tingkat suku bunga acuan saat ini merupakan level terendah sejak BI-7DRR diberlakukan di Indonesia mulai dari 21 April 2016. 

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan keinginan atau semangat BI untuk membantu menjaga perekonomian yang terpuruk oleh wabah Covid memungkinkan BI untuk mengambil langkah progresif, yaitu menurunkan suku bunga hingga level ini.

Meski BI agresif menurunkan suku bunga acuan, Piter beranggapan penurunan ini tidak serta merta akan segera diikuti oleh penurunan suku bunga di perbankan, khususnya untuk kredit.

"Rendahnya suku bunga acuan ini saya kira dimungkinkan terjadi karena adanya wabah Covid-19. Tapi kita tidak bisa senang dulu, karena penurunan suku bunga acuan tidak serta merta berarti suku bunga kredit akan mengikuti secara proporsional," katanya kepada Bisnis, Kamis (16/7/2020).

Piter menjelaskan, karakteristik sektor keuangan Indonesia sedikit berbeda dengan sektor keuangan di luar negeri, sehingga suku bunga kredit di Indonesia cenderung rigid ketika suku bunga acuan turun.

Di samping itu, Piter menambahkan penurunan suku bunga acuan tersebut juga tidak bisa langsung mendorong penyaluran kredit, karena masih terbatasnya aktivitas ekonomi dan permintaan kredit akibat wabah Covid-19.

Adapun, Bank Indonesia mencatat rerata tertimbang suku bunga deposito dan kredit modal kerja pada Juni 2020 masing-masingnya telah menurun ke level 5,74% dan 9,48%, dari Mei 2020 yang masing-masingnya tercatat sebesar 5,85% dan 9,60%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini