Waduh! Pendapatan Angkasa Pura I pada Mei Cuma 1 Persen

Bisnis.com,16 Jul 2020, 17:30 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa
PT Angkasa Pura I (Persero) menerapkan social distancing di Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar./Dok. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I memastikan telah kehilangan pendapatan dan pergerakan penumpang hingga 99 persen selama Mei 2020 sebagai imbas pandemi Covid-19.

Direktur Utama AP I Faik Fahmi menuturkan pandemi ini menjadi pelajaran berharga bagi pengelola bandara yang selama ini mengandalkan jumlah pergerakan penumpang. Perseroan mengelola 15 bandara yang rata rata trafik per bulannya mencapai 7,5 juta penumpang.

Pihaknya menuturkan pada awal Januari-Februari 2020, AP I masih bertahan dengan baik dan cukup stabil dibandingkan dengan pada tahun lalu. Namun, pada akhir Februari dampak larangan penerbangan ke China dengan mayoritas 26 penerbangan dari China ke Bali dan bandara lainnya.

Selain itu, ditambah larangan umrah hingga dengan adanya permenkumham 11/2020 menyebabkan pemerintah melarang WNA masuk ke Indonesia dengan sejumlah pengecualian. Kondisi ini menutup jumlah pergerakan penerbangan internasional.

"Sebagai pengelola bandara industri initerkena dampak signifikan pandemi dari persentase bisnis kehilangan pendapatan dan trafik sampai 99 persen pada Mei. Ini berdampak signifikan," jelasnya, Kamis (16/7/2020).

Faik memaparkan sepanjang Mei 2020, perseroan hanya melayani 75.000 penumpang.

"Sangat sulit buat kita. Larangan penerbangan kami pengelola bandara tetap harus menyediakan fasilitas pelayanan. Bandara tetap harus operasi. Ini tantangan sendiri dari sisi pendapatan zero, tetapi harus kami cover," tekannya.

Faik melanjutkan industri ini sangat bergantung kepada pengaturan regulasi yan terkait dengan safety dan security juga harus ditambah sengan aspek kesehatan selama pandemi. Hal ini menambah panjang prosedur yang mesti diaati penumpang bandara.

Selain itu banyak kejadian tak terkendali yakni ekonomi, politik. Alhasil operator pelat merah tersebut sedang berlayar menghadapi dua gelombang besar, yakni gelombang krisis kesehatan dan krisis ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini