Akademisi: Empati Masyarakat Diperlukan Agar Covid-19 Tidak Naik Tajam

Bisnis.com,17 Jul 2020, 18:55 WIB
Penulis: Choirul Anam
Prof Sutiman./Istimewa

Bisnis.com, MALANG — Empati masyarakat diperlukan persebaran Covid-19 tidak naik tajam sehingga melampaui kapasitas sistem layanan kesehatan yang ada masyarakat.

Guru Besar Biologi Sel dan Molekuler Universitas Brawijaya (UB) Prof Sutiman menjelaskan salah satu empati masyarakat bisa diwujudkan dengan memakai masker.

"Memakai masker disini bukan untuk diri sendiri tapi untuk orang lain yang lemah dan rentan terkena Covid-19," katanya di Malang, Jumat (17/7/2020).

Jika hal ini bisa ditumbuhkan, kata dia, bukan mustahil suatu saat nanti Indonesia menjadi sebuah negara maju, sebab ciri negara maju adalah masyarakat yang mempunyai kepekaan sosial terhadap orang lain.

"Di negara maju sebuah masyarakat dengan anggota masyarakatnya berstatus tangan di atas atau asking people what can I do for you," katanyha.

Dia mengatakan dengan kepekaan yang dimiliki masyarakat, maka akan tumbuh rasa untuk tidak menimbulkan masalah dengan orang lain.

Model hidup baru yang saat ini diterapkan pada masyarakat Indonesia merupakan sebuah proses pendidikan yang sebenarnya sudah sering diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti Posyandu, sepuluh program Pokok PKK, dan 3 M (Menguras, Menutup, dan Mengubur) untuk mencegah demam berdarah.

"Kebiasaan-kebiasaan baru ke masyarakat untuk hidup yang lebih baik dan sehat sudah sering dilakukan. Sekarang tergantung dari niat kita harusnya untuk bersatu memerangi musuh bersama yang dinamakan Covid-19," katanya.

Kasus konfirmasi Covid-19 di Jawa Timur per Jumat (17/7/2020) 17.829 kasus. Sebanyak 8.313 orang sembuh dan meninggal 1.338 orang.

Sedangkan kumulatif kasus nasional, 83.130 orang terkonfirmasi Covid-19, sebanyak 41.834 orang sembuh, dan 3.957 orang meninggal.(K24)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini