Saat IHSG Terkapar, Saham Tambang Batu Bara Berjaya

Bisnis.com,17 Jul 2020, 17:07 WIB
Penulis: Finna U. Ulfah
Aktivitas pemindahan muatan batu bara dari tongkang ke kapal induk dengan floating crane./indikaenergy.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Saham-saham emiten batu bara menjadi bintang di saat pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) meredup. Sektor pertambangan yang diwakili indeks Jakmine naik 20,57 poin atau 1,59 persen ke posisi 1.311,68 pada penutupan sesi Jumat (17/7/2020).

IHSG terkoreksi 18,78 poin atau 0,37 persen ke level 5.097,58. Dari sepuluh sektor, enam sektor parkir di zona merah. Sektor properti mencetak penurunan terdalam sebesar 1,23 persen, disusul sektor finansial (-1,01 persen) dan barang konsumsi (-0,64 persen).

Berdasarkan data Bloomberg, lima saham emiten batu bara kelas kakap memimpin penguatan indeks Jakmine dengan kenaikan berkisar 2,28 persen hingga 8,49 persen. Indeks Jakmine telah mencetak kenaikan 25,22 persen sejak posisi terendah 1.047,479 pada 19 Maret 2020.

Penguatan saham di sektor pertambangan dipimpin oleh PT Indika Energy Tbk. yang mencetak kenaikan 8,94 persen ke posisi 975. Total nilai transaksi perdagangan saham berkode INDY tercatat sebanyak Rp110 miliar.

Seturut dengan induk, dua anak usaha INDY juga parkir di zona hijau, masing-masing PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. (+1,06 persen) dan PT Petrosea Tbk. (+2,99 persen).

Selain INDY, emiten batu bara lain yang mencetak kenaikan tajam pada perdagangan hari ini adalah sebagai berikut

Di sisi lain, sepanjang lima hari perdagangan terakhir, harga saham batu bara Newcastle kontrak teraktif, September 2020, berhasil terapresiasi 0,45 persen. Dalam satu bulan terakhir, kinerja juga menunjukan tren positif yaitu menguat 2,27 persen. Pada penutupan perdagangan Kamis  (16/7/2020), harga batu bara parkir di level US$56,25 per ton, terkoreksi 1,32 persen.

Sebelumnya, Direktur TRFX Garuda  Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa pasar China dan India yang sempat mendapatkan tekanan imbas pandemi Covid-19 akan segera pulih pada semester kedua tahun ini. Data-data manufaktur kedua negara itu, terutama China, sudah menunjukkan pemulihan, yang akan menjadi sentimen positif bagi harga batu bara.

“Sekarang kita tunggu saja dulu realisasi dari pertumbuhan ekonomi China dan India pada kuartal III/2020,” ujarnya kepada Bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini