Survei: Ratusan Perawat Pasien Covid-19 Pernah Dipermalukan

Bisnis.com,18 Jul 2020, 16:21 WIB
Penulis: Rayful Mudassir
Petugas medis memeriksa kesiapan alat di ruang ICU Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020)./ANTARA-/Kompas/Heru Sri Kumoro/Pool

Bisnis.com, JAKARTA - Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro meminta masyarakat menghentikan stigma negatif bagi pasien maupun perawat pasien Covid-19.

Reisa mengatakan stigma negatif yang diberikan oleh individu maupun kelompok masyarakat terhadap tenaga kesehatan atau pasien tidak memberi sumbangsih apa pun pada pengendalian pandemi.

“Bahkan menurut pandangan pakar kesehatan justru dapat berkontribusi terhadap tingginya angka kematian akibat virus Corona karena tidak segera ditangani sejak awal,” kata Reisa saat konferensi pers virtual, Sabtu (18/7/2020).

Berdasarkan hasil survei Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dan Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia, dalam siaran tertulisnya tanggal 11 April 2020, stigma negatif itu berpengaruh bagi keseharian para tenaga medis.

Survei menerangkan bahwa sebanyak 140 orang pernah dipermalukan karena statusnya sebagai perawat Covid-19 atau bertugas di rumah sakit tempat penanganan Covid-19.

Jajak pendapat itu dilakukan pada awal kemunculan Covid-19 di Tanah Air, 2.050 responden perawat se Indonesia. Hasil lainnya menyatakan bahwa 135 perawat pernah diminta meninggalkan tempat tinggalnya.

Lainnya, 66 responden mengalami ancaman pengusiran. 160 responden mengakui orang-orang sekitar menghindari mereka, dan 71 responden mengaku masyarakat ikut menjauhi keluarga mereka.

“Mari setop stigma negatif terhadap dokter, perawat, pasien covid-19 dan keluarga mereka,” ujar Reisa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini