Orang Dengan Infeksi Covid-19 Ringan, Mudah Lelah

Bisnis.com,20 Jul 2020, 16:23 WIB
Penulis: Syaiful Millah
Ilustrasi - Rasa lelah muncul/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Orang dengan infeksi Covid-19 bahkan yang hanya memiliki gejala relatif ringan bisa mengalami kelelahan yang tidak biasa dan penyakit berkepanjangan lain.

Dilansir dari Science Alert, Senin (20/7) sekitar 10 persen dari 3,9 juta orang yang berkontribusi pada aplikasi Covid Symptom Study tercatat mengalami kelelahan, palpitasi, nyeri otot, dan gejala lain yang bertahan lebih dari 4 minggu.

Jika 1 persen dari 290.000 atau lebih orang yang pernah pernah terinfeksi Covid-19 di Inggris tetap dalam kondisi tersebut selama tiga bulan, ini berarti ribuan orang tidak dapat kembali bekerja. Mereka akan memiliki kebutuhan yang kompleks.

Adapun, Covid-19 bukan satu-satunya penyebab kelelahan kronis. Kelelahan yang berkepanjangan dikenal juga dialami pada infeksi virus lainnya seperti virus Epstein-Barr, yang menyebabkan mononukleosis infeksius. Kelelahan pasca-virus juga terlihat pada seperempat dari mereka yang terinfeksi virus SARS asli di Hong Kong pada tahun 2003.

Terkait dengan pengobatan terhadap kelelahan kronis yang dialami, penekanan sebelumnya adalah pada pengobatan yang efektif dari penyakit yang mendasarinya. Namun, saat ini belum ada obat atau vaksin untuk menangani Covid-19 sehingga penanganan kelelahan pasca-Covid masih sulit.

Apa yang menyebabkan kelelahan terkait Covid?

Meskipun diketahui bahwa keletihan yang berlangsung lama kadang-kadang dapat mengikuti infeksi virus lainnya, sebagian besar disebabkan karena banyak faktor lain. Misalnya infeksi virus yang berlangsung di paru-paru atau respons imun berkepanjangan dan tidak tepat setelah mengalami infeksi.

Penelitian sebelumnya telah memberi wawasan tentang hal ini. Ketika bahan kimia yang disebut interferon-alfa diberikan kepada orang-orang sebagai pengobatan untuk hepatitis C, itu menghasilkan penyakit mirip flu pada banyak pasien dan sedikit kelelahan pasca-viral.

Para peneliti telah mempelajari "respons infeksi buatan" ini sebagai model kelelahan kronis. Mereka menemukan bahwa level dasar dua molekul dalam tubuh yang memicu peradangan - interleukin-6 dan interleukin-10 - meramalkan perkembangan selanjutnya dari kelelahan kronis.

Hal yang menarik, molekul pro-inflamasi yang sama ini terlihat pada "badai sitokin" pada pasien Covid-19 yang sakit parah. Ini menunjukkan bahwa mungkin ada pola aktivasi sistem kekebalan selama infeksi virus yang relevan dengan gejala yang sedang berlangsung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini