BNI Proyeksi Pertumbuhan Kredit Modal Kerja Baru Terlihat pada Kuartal III

Bisnis.com,20 Jul 2020, 16:22 WIB
Penulis: Ni Putu Eka Wiratmini
Nasabah bertransaksi di mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) milik Bank Negara Indonesia (BNI) di Jakarta, Kamis (11/6). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. memproyeksikan pertumbuhan penyaluran kredit modal kerja baru akan terlihat pada kuartal III/2020.

Direktur Bisnis Korporasi BNI Benny Yoslim menilai penyaluran kredit modal kerja menjadi yang paling awal terdampak pandemi Covid-19. Pasalnya, industri manufaktur dan jasa langsung terpukul ketika pembatasan sosial skala besar (PSBB) dilakukan.

Kondisi tersebut berbeda dengan kredit investasi yang cenderung masih bertumbuh karena sejumlah daerah ada yang tidak menerapkan PSBB. Hanya saja, kredit investasi di kota-kota besar jelas terhenti.

BNI pun memproyeksikan kredit modal kerja akan tumbuh stagnan hingga akhir tahun ini dengan kemungkinan pertumbuhan akan berada di bawah 5 persen. Meskipun pada kuartal III/2020, BNI mulai menggenjot penyaluran kredit dari program pemulihan ekonomi nasional.

BNI mendapatkan penempatan uang negara senilai Rp5 triliun dan ditugaskan untuk melakukan ekspansi penyaluran kredit sebanyak tiga kali lipat dari dana tersebut atau senilai Rp15 triliun.

Dari penempatan uang negara tersebut, BNI akan memang memprioritaskan penyaluran kredit modal kerja terutama untuk sektor UMKM. Setidaknya, dari rencana ekspansi penyaluran kredit Rp15 triliun, porsi penyaluran kredit untuk sektor korporasi hanya senilai Rp2,5 triliun.

Hanya saja, Benny belum bisa memberikan data terkini penyaluran kredit BNI dari program pemulihan ekonomi nasional.

"Kami prioritaskan ke kredit modal kerja, kami mulai salurkan awal Juli 2020, makanya data Mei 2020 penyaluran kredit modal kerja secara industri rendah karena kami baru salurkan Juli 2020, kemungkinan dampaknya baru terlihat setelah itu," katanya kepada Bisnis, Senin (20/7/2020).

Benny memerinci kredit modal kerja yang akan disalurkan ke sektor UMKM adalah melalui kredit usaha rakyat (KUR). Apalagi, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) KUR di tengah pandemi Covid-19 tetap terjaga yakni di bawah 1 persen.

Selain itu, untuk kredit yang nilainya berada di atas Rp50 juta sampai dengan Rp10 miliar, BNI akan menyalurkannya secara selektif yakni terutama ke debitur eksisting. Debitur eksisting akn mendapatkan penyaluran kredit modal kerja untuk tambahan modal agar bisa pulih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini