Maybank Indonesia Selektif Kucurkan Kredit Modal Kerja di Masa Pandemi

Bisnis.com,20 Jul 2020, 18:08 WIB
Penulis: Ni Putu Eka Wiratmini
Nasabah beraktivitas di salah satu gerai anjungan tunai mandiri (ATM) Maybank Indonesia, di Jakarta, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Maybank Indonesia Tbk. tetap menyalurkan kredit modal kerja kepada nasabah yang usahanya masih berjalan baik semasa pandemi Covid-19.

Berdasarkan data OJK, per Mei 2020, penyaluran kredit modal kerja memiliki kinerja paling lemah dibandingkan dengan jenis kredit lainnya, seperti kredit invetasi dan konsumsi.

Secara keseluruhan, penyaluran kredit perbankan tumbuh 3,04 persen pada Mei 2020, sedangkan kredit modal kerja hanya tumbuh 1,43 persen.

Presiden Direktur Bank Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan tidak semua debitur mengalami kebangkrutan selama pandemi. Penyaluran kredit yang disalurkan perseroan pun telah melalui analisa yang mempertimbangkan bisnis nasabah dan kebutuhan nasabah.

Hanya saja, angka pasti penyaluran kredit modal kerja Maybank belum bisa dibagikan. Meskipun, diakuinya, penyaluran kredit secara umum memang rendah karena aktivitas bisnis yang juga turun.

Berdasarkan laporan bulanan, Maybank tercatat membukukan penyaluran kredit senilai Rp81,28 triliun atau menurun 1,66 persen dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya, yang senilai Rp82,65 triliun.

"Debitur yang masih punya plafon kredit belum tentu mau pakai kalau volume usahanya masih rendah. Bank juga tidak bisa memaksa debitur untuk pakai plafon," katanya kepada Bisnis, Senin (20/7/2020).

Taswin mengatakan saat ini pihaknya sangat sulit untuk memprediksi kondisi penyaluran kredit ke depan. Apalagi, penyaluran kredit tergantung pada aktivitas masyarakat.

Maybank saat ini masih menyalurkan kredit modal kerja pada debitur eksisting, terutama consumer goods. Penyaluran kredit tersebut pun masih mengikuti kebutuhan debitur.

"Kami tidak bisa memacu kredit melebihi dari kebutuhan nasabahnya sendiri. Nanti kalau ekonominya sudah lebih kondusif dengan sendirinya kebutuhan modal kerja akan naik sendiri," katanya.

Taswin menilai penyaluran kredit modal kerja merupakan cerminan dari volume usaha. Selama pandemi Covid-19, volume usaha pun anjlok. Hal ini akan mempengaruhi debitur untuk mengambil kredit investasi dalam rangka mendambah kapasitas produksi.

"Kalau modal kerja saja ambruk, apa ada pengusaha yang masih mau investasi tambah kapasitas bisnisnya? Kecuali BUMN pelaku infrastruktur yang memang selalu diperlukan investasinya," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini