Kurs Jisdor Melemah ke Rp14.832, Rupiah Tak Berdaya

Bisnis.com,20 Jul 2020, 10:23 WIB
Penulis: Finna U. Ulfah
Karyawati menghitung uang Rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Minggu (7/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.832 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Senin (20/7/2020).

Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.832 per dolar AS, melemah 52 poin atau 0,35 persen dari posisi Rp14.780 pada Jumat (17/7/2020).

Adapun, berdasarkan data Bloomberg,  nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 104 poin atau 0,7 persen ke level Rp14.806 per dolar AS pukul 10.08 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Sementara itu, indeks dolar, yang melacak pergerakan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama dunia lainnya, terpantau menguat 0,21 persen ke level 96.146.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Ariston Tjendra menjelaskan bahwa ruang untuk melanjutkan penurunan bagi rupiah masih terbuka. Nilai tukar rupiah terseret kekhawatiran akan ketegangan antara AS dan China. Hubungan kedua negara ini sering tidak akur karena berbagai alasan. 

Terakhir, keributan timbul karena persoalan Laut China Selatan dan Hong Kong. Sebelumnya, kedua negara juga bersitegang soal hubungan dagang. Objek pertengkaran seakan bisa muncul kapan saja. 

Selain itu, peningkatan kasus positif virus corona atau Covid-19 juga membebani pergerakan mata uang garuda dalam sepekan terakhir. Sentimen Covid-19 bisa terus menghantui laju nilai tukar rupiah.

“Dengan situasi kekhawatiran ini, pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia yang menurunkan tingkat imbal hasil di Indonesia menjadi tidak menarik untuk hot money,” ujar Ariston kepada Bisnis, Minggu (19/7/2020).

Potensi pelemahan nilai tukar rupiah masih terbuka dengan penularan virus Covid-19 yang masih terus naik. Kondisi itu menurut ariston dapat menyebabkan pemulihan ekonomi tersendat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini