Kaltim Dorong Budi Daya Kelapa Kopyor

Bisnis.com,21 Jul 2020, 11:39 WIB
Penulis: Newswire
Petani sedang memetik kelapa di kebun miliknya./Bisnis

Bisnis.com, SAMARINDA — Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur terus mendorong agar masyarakat dan petani serius membudidayakan kelapa kopyor karena harganya sangat menjanjikan yang mencapai Rp25.000 per buah sehingga komoditas ini bisa menjadi usaha andalan.

"Kelapa kopyor sangat menguntungkan untuk dikembangkan sebagai peluang usaha karena harga jualnya rata-rata Rp25.000 buah, jauh lebih mahal ketimbang kelapa muda biasa," ujar Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim Ujang Rachmad, Selasa (21/7/2020).

Dengan didampingi Umani selaku Kasi Bimbingan Usaha Bidang Pengolahan dan Pemasaran, Ujang melanjutkan bahwa Dinas Perkebunan Kaltim terus menyosialisasikan peluang perkebunan komoditas kelapa kopyor dan peluang ekonominya.

Selain banyak konsumen lokal yang mencari kelapa dalam jenis kopyor ini, secara nasional pun masih kekurangan pasok, bahkan permintaan dari luar negeri juga ada sebagai bahan pembuat kosmetik.

Umani melanjutkan bahwa kelapa dalam jenis kopyor masih minim dibudidayakan di Kaltim, padahal kelapa ini mempunyai sejumlah keunggulan, yakni daging buahnya tebal, empuk, dan terlepas dari tempurung, tetapi sedikit memiliki kadar air.

Dia menuturkan bahwa kelapa kopyor terbentuk akibat adanya proses genetik. Ada kelainan genetik pada individu tanaman yang menyebabkan tidak melekatnya daging buah pada tempurung kelapa.

Pembibitan benih kelapa kopyor hanya bisa dikembangkan melalui sistem kultur jaringan. Hal inilah yang menyebabkan perkebunan kelapa kopyor sangat minim karena pengembangan bibitnya pun masih sangat terbatas.

"Disbun Kaltim telah mengembangkan komoditas kelapa kopyor sejak tahun 2002. Saat itu kami membawa bibit dari proses kultur jaringan di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor," katanya.

Pembibitan kelapa kopyor masih terbatas karena hanya bisa dilakukan melalui teknologi pertanian kultur jaringan. Harga bibit pun tergolong mahal yang senilai Rp400.000 hingga Rp1 juta per bibit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Zufrizal
Terkini