Penanganan Corona Lamban, Pondok Gontor Ponorogo Andalkan Bantuan Alumni

Bisnis.com,21 Jul 2020, 11:40 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
Panitia mendata sejumlah santri Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor asal Banten yang akan kembali ke kampus mereka di Ponorogo di Stadion Maulana Yusuf Serang, Banten, Jumat (19/6/2020)./Antara nn

Bisnis.com, JAKARTA – Lantaran penanganan lambat, Pondok Pesantren Gontor Ponorogo andalkan pembiayaan dari alumni untuk pengadaan sarana prasarana pelaksanaan protokol kesehatan.

Rektor Universitas Darussalam Gontor dan Pembina Satgas Covid-19 Gontor, Amal Fathullah Zarkasyi mengatakan bahwa pada awal penyebaran Virus Corona, penanganan di Ponorogo cenderung lambat.

“Jadi kalau mau tes harus dibawa ke Surabaya, dan hasilnya keluarnya lama,” ungkap Amal, Selasa (21/7/2020).

Oleh karena itu, Pondok Pesantren Gontor Ponorogo mengandalkan bantuan dari para alumni senilai Rp3,2 miliar.

“Dana ini digunakan termasuk untuk bekerja sama dengan Rumah Sakit Asiyah Ponorogo supaya semua yang diperiksa bisa langsung swab, tidak pakai rapid lagi,” kata dia.

 “Kami sangat kooperatif. Di Jawa Timur, mendatangkan santri bertahap, dan itu ada prioritas sambil menunggu kelengkapan sarana prasarana,” ujarnya.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga memberi banyak bantuan untuk penyediaan APD, alat rapid test, dan pengobatan para santri yang positif Covid-19 atau harus karantina.

“Alhamdulillah langsung Gubernur Jatim mengutus Satgas dari Surabaya untuk memberikan bantuan APD dan sebagainaya, 10.000 masker dan 1.500 rapid test kit,” kata Amal.

Pesantren cukup mendapat perhatian dari pemda, baik dari provinsi maupun kabupaten.

“Karena kalau tidak maka pembiayaan untuk rapid test itu tidak mungkin ditanggung pesantren, dan kami tidak akan sanggup. Harapannya kerja sama bisa terus terjalin agar bisa mempercepat penanganan Covid-19 ini,” imbuh Amal.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini