Bisnis.com, JAKARTA - Apabila kebanyakan perusahaan modal ventura (PMV) lebih fokus terhadap portfolio eksisting mereka akibat pandemi Covid-19, MDI Ventures justru bersikap sebaliknya.
VP of Investments MDI Ventures Aldi Adrian menjelaskan bahwa hal ini akibat portofolio perusahaannya di beberapa segmen yang 'jeblok' akibat pandemi hanya sekitar 5 persen
"Kategori yang memiliki cukup banyak pendanaan sebelumnya oleh PMV lokal maupun asing, seperti consumer internet, fintech, dan travel, terdampak cukup dalam [akibat Covid-19]. Inilah kenapa PMV yang mayoritas memiliki portofolio di segmen tersebut memilih fokus terhadap portofolio mereka," jelasnya kepada Bisnis, Selasa (21/7/2020).
Namun demikian, Aldi menilai dengan fundamental yang masih bagus, perusahaan-perusahaan tersebut masih bisa survive dan mulai beradaptasi. Oleh sebab itu, PMV milik PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) ini lebih memilih tak ragu mulai berinvestasi lagi di startup baru dalam waktu dekat.
"Kalau portofolio kami hanya 5 persen yang terdampak karena mereka kebanyakan menyasar market seperti sektor akomodasi. Untuk itu, MDI Ventures hingga sekarang, bahkan sejak awal pandemi malah sedang agresif-agresifnya memberikan pendanaan dengan aktivitas yang telah melebihi pencapaian tahun lalu per Juni 2020," ungkapnya.
Aldi menambahkan bahwa agresif bukan berarti gegabah. MDI Ventures yang ikut mendanai startup sejenis Kredivo, Fabelio, Paket ID, dan Qoala sebagai portofolionya, akan lebih menitikberatkan prinsip kehati-hatian pada karakteristik perusahaan, bukan segmen usahanya.
"Pandemi dan krisis seperti saat ini, justru semakin menguatkan investment thesis dan strategi kami yang fokus kepada perusahaan dengan Prudent Founder and Managamenet, High Margin Business di segmennya, High Liquidity di mana low account payable [AP], account receivable [AR], and Debt, mengutamakan Low People Centric, dan lebih Low Asset or Capex reliability atau berbasis asset light model," tambahnya.
Sekadar informasi, statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait kinerja PMV pun membuktikan bahwa pembiayaan atau penyertaan PMV mulai membaik pada Mei 2020 yang notabene masih berada di tengah pandemi Covid-19.
Pembiayaan atau penyertaan modal ventura pada Mei 2020 mencapai Rp13,07 triliun, dengan kontribusi kegiatan utama yang masih ditopang pembiayaan bagi hasil (Rp10 triliun), disusul penyertaan saham (Rp2,47 triliun), dan obligasi konversi (Rp540 miliar).
Nilai ini tumbuh 28,5 persen (year-on-year/yoy) dari Mei 2019 sebesar Rp10,17 triliun. Secara bulanan pun, total kegiatan pembiayaan/penyertaan modal ini tumbuh tipis daripada April 2020, yang senilai Rp13,04 triliun. Kendati demikian, nilai ini masih di bawah puncak pada tahun ini, yaitu Maret 2020 sebesar Rp13,33 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel