Kurs Jisdor Menguat ke Rp14.813, Rupiah Terapresiasi di Pasar Spot

Bisnis.com,21 Jul 2020, 10:56 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Pegawai bank menata uang dolar di kantor cabang bank Mandiri Syariah di Jakarta, Senin (20/4/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.813 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Selasa (21/7/2020).

Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.813 per dolar AS, menguat 19 poin atau 0,12 persen dari posisi Rp14.832 pada Senin (20/7/2020).

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, rupiah bertengger di posisi Rp14.750 per dolar AS pada pukul 09.46 WIB, menguat 35 poin atau 0,25 persen dari posisi penutupan kemarin di level Rp14.785 per dolar AS.

Penguatan rupiah juga bersamaan dengan apresiasi mata uang Asia terhadap dolar AS. Penguatan mata uang Asia dipimpin oleh won Korea dan dolar Taiwan masing-masing 0,47 persen dan 0,34 persen.

Di sisi lain penguatan rupiah dalam hampir satu jam perdagangan hari ini turut membalikkan tren pelemahan mata uang garuda. Kemarin, nilai tukar rupiah di level Rp14.785 merupakan yang tertinggi dalam sebulan terakhir.

Sejak awal tahun, posisi rupiah paling lemah berada di level Rp16.575 per dolar AS pada 23 Maret 2020. Sejak saat itu rupiah secara berangsur terus menguat hingga ke level Rp13.878 per dolar AS pada 5 Juni 2020. Dalam periode tahun berjalan, rupiah terkoreksi 6,37 persen.

Di sisi lain, indeks harga saham gabungan (IHSG) juga menguat di awal perdagangan hari ini. IHSG dibuka menguat 056 persen dibandingkan dengan penutupan kemarin.

Hingga satu jam selepas pembukaan, IHSG bertengger di posisi 5.089,684, naik hampir 40 poin atau 0,77 persen. Sebanyak 218 saham menguat dan 146 saham melemah. Adapun 163 saham stagnan.

Saham BUMN Farmasi, yaitu PT Kimia Farma Tbk. dan PT Indofarma Tbk. melesat. Hingga 10.15 WIB, saham berkode KAEF dan INAF masing-masing naik 22 persen dan 24 persen.

Sebelumnya, induk KAEF dan INAF, yaitu PT Bio Farma (Persero) akan melakukan uji klinis fase ketiga pada Juli 2020. Uji klinis tersebut merupakan bagian dari kerja sama pengembangan vaksin Covid-19 dengan perusahaan farmasi China, Sinovac Biotech Ltd.

Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto mengungkapkan kerja sama pengembangan vaksin dilakukan oleh Bio Farma dan Sinovac. Bio Farma menurutnya memiliki fokus di bidang produksi vaksin.

“Kami itu nantinya bertugas distribusi jadi Bio Farma yang membuat vaksin,” ujarnya di Jakarta, Senin (20/7/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini