Mimpi Bos Jouska, Harga Kaki Lima tapi Layanan Bintang Lima

Bisnis.com,22 Jul 2020, 21:21 WIB
Penulis: M. Nurhadi Pratomo
Chief Executive Officer Jouska Aakar Abyasa Fidzuno./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com,JAKARTA — Jouska Indonesia berambisi besar menyediakan layanan untuk kelas menengah yang disebut kerap menjadi korban kasus investasi bodong.

Ambisi itu diungkapkan CEO Jouska Indonesia Aakar Abyasa Fidzuno dalam wawancara dengan Harian Bisnis Indonesia pada April 2019.

Aakar menuturkan Jouska mulai beroperasi efektif pada 27 Oktober 2015. Dia mengaku sebelumnya tidak memiliki jaringan di Jakarta.

Untuk mengatasi urusan jejaring, Pria kelahiran Banyuwangi itu memilki asisten yang bertugas menghubungi beberapa financial planner. Untuk gelombang awal, Jouska memiliki lima penulis buka dan sudah terkemuka sebagai perencana keuangan.

Dalam 6 bulan pertama, Jouska harus menentukan produk dan layanan. Aakar menyebut financial planner existing yang pernah dijalaninya memiliki jarak yang jauh dengan pasar.

“Kebanyakan financial planner yang praktek itu belum punya lisensi WMI [Wakil Manajer Investasi] dan WPPE [Wakil Perantara Pedagang Efek]. Padahal di industri ini lisensi itu menjadi hal yang mendasar,” paparnya saat ditanya kisah awal Jouska beroperasi.

Pada rentang 2015—2017, Aakar menyebut perseroan memanfaatkan periode itu untuk melakukan riset dan membangun sesuatu. Klien pada 2 tahun pertama sekitar 800 orang, tetapi didominasi oleh market A.

Setelah menggunakan sosial media, Aakar mengaku banyak bermunculan klien dari kalangan menengah. Perseroan sudah menangkap atau captured sekitar 2.800 klien pada 2018.

Saat diwawancarai Bisnis April 2019, Bos Jouska itu memang telah memiliki rencana meningkatkan skala perseroan dalam 1 tahun—2 tahun ke depan. Secara khusus, penasihat keuangan digital itu ingin hadir bagi kelas menengah.

“Kami juga lihat yang banyak kena kasus investasi bodong itu kan justru kalangan menengah sehingga Jouska ingin hadir sekali untuk kelas menengah ini. Jadi, ibaratnya kami sediakan layanan dengan harga kaki lima tetapi servis bintang lima,” paparnya menjawab pertanyaan soal rencana menyasar kalangan menengah.

Aakar bahkan menyebut misi Jouska dari awal ialah menggantikan semua profesi pemasar produk keuangan. Menurutnya, di negara maju profesi financial advisor bisa menggantikan relationship manager bank, broker saham, dan agen asuransi.

Jouska menjadi sorotan setelah bermunculan keluhan terkait layanan yang diberikan perseroan pada Selasa (21/7/2020). Salah satunya Yakobus Alvin, klien Jouska periode 2018-2019.

Lewat cuitannya di sosial media, Yakobus menceritakan mengikuti paket layanan yang disediakan oleh Jouska. Dia menyerahkan dana senilai Rp65 juta untuk dikelola.

Namun, portofolio yang dimilikinya anjlok. Yakobus mengklaim kehilangan Rp35 juta dari dana yang diberikan kepada Jouska.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini