IHSG Naik ke Level 5.128, Sejumlah Rekor Tercipta, Apa Saja?

Bisnis.com,22 Jul 2020, 12:32 WIB
Penulis: Rivki Maulana
Pengunjung berada di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatat kinerja ciamik hingga sesi pertama perdagangan hari ini, Rabu (22/7/2020). Indeks ditutup naik 0,28 persen ke  posisi 5.128,797, level tertinggi sejak akhir Maret 2020.

Berdasarkan data Bloomberg, titik nadir IHSG tercatat pada 24 Maret 2020 di level 3.937,63. Posisi IHSG hingga sesi pertama hari ini naik 30,25 persen sejak titik terendah tersebut. K

IHSG dibuka di level 5.114,71 dan melesat ke posisi 5.137,23 atau naik 0,44 persen dibandingkan penutupan kemarin. Hingga sesi pertama berakhir, IHSG bergerak di kisaran  5.112,26 hingga 5.142,04. Sebanyak 194 saham tercatat menguat dan 199 lainnya terkoreksi. Adapun 167 juga ditutup sama dengan dengan level penutupan kemarin alias stagnan.

Penguatan indeks hingga sesi pertama dipimpin sektor pertambangan yang menorehkan kenaikan 1,13 persen, disusul sektor perdagangan sebesar 0,8 persen. 

Di sektor pertambangan, saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) tercatat yang paling bersinar dengan kenaikan 28,96 persen. Saham PSAB mendapat angin segar dari sentimen rekor harga emas baru yang menembus US$1.850 per troy ounce.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot naik 0,92 persen ke level US$1.858,83 per troy ounce, sedangkan harga emas berjangka untuk kontrak Agustus 2020 di bursa Comex menguat 0,76 persen ke level US$1.858 per troy ounce. Level itu juga merupakan harga tertinggi emas sejak  2011.

Sementara itu, saham emiten farmasi juga menjadi vitamin kenaikan IHSG hingga sesi pertama. Saham PT Phapros Tbk., PT Indofarma Tbk., PT Kimia Farma Tbk., dan PT Pyridam Farma Tbk. tercatat mencetak lonjakan lebih dari 15 persen.

Kenaikan saham emiten farmasi merupakan reli lanjutan sejak kemarin. Saham emiten farmasi diburu investor seiring dengan ekspektasi pembuatan vaksin virus corona (Covid-19). Sejauh ini, Bio Farma berencana melakukan uji klinis pada bulan depan dengan melibatkan 1.620 relawan. 

Bila tidak ada aral melintang, tahap produksi vaksin diharapkan bisa dimulai pada kuartal I/2021. Kimia Farma dan Indofarma menyatakan siap untuk membantu distribusi vaksin yang rencananya bisa diproduksi hingga 250 juta dosis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini