Bisnis.com, JAKARTA - Setelah mendapatkan suntikan modal pemerintah, PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM memproyeksikan tahun 2020 bisa mencetak laba, berbalik arah dari proyeksi merugi yang sebelumnya diperkirakan.
Seperti diketahui, PNM baru saja resmi mengantongi penyertaan modal negara (PMN) dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2020 mencapai Rp1 triliun, serta anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) akibat Covid-19 sebesar Rp1,5 triliun.
"Sebelum memperhitungkan penambahan modal lewat PMN ini, sebelumnya kami memang memprediksi rugi. Sekarang kita proyeksikan laba di bulan Desember [2020] nanti minimal mencapai Rp20 miliar," ujar Direktur Utama PNM Arief Mulyadi ketika dikonfirmasi Bisnis, Rabu (22/7/2020).
Arief sebelumnya menjelaskan bahwa pengaruh pandemi Covid-19 terhadap nasabah utama PNM yang notabene segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), memang sempat membuat PNM pesimistis terkait likuiditas dan kinerja keuangannya.
Hal ini terutama ditunjukkan oleh data realisasi semester I/2020 program pembiayaan penugasan pemerintah, yakni program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar) dan Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM).
Untuk ULaMM, dari sisi realisasi jumlah penyaluran hingga Juni 2020 atau semester I/2020 mencapai Rp 615 miliar, tercatat turun 67,37% (year-on-year/yoy) karena pada semester I/2019 mencapai Rp1,88 triliun.
Adapun, dari sisi outstanding pembiayaan, ULaMM juga turun 3,47% (yoy) dari semester I/2019 (Rp6,48 triliun) ke semester I/2020 (Rp6,25 triliun) padahal jumlah nasabah aktif tetap di angka 71.558.
Nasib PNM Mekaar pun serupa karena dari sisi realisasi jumlah penyaluran hingga Juni 2020 yang mencapai Rp7,07 triliun pun tercatat turun 4,73% (yoy) karena pada semester I/2019 bisa mencapai Rp7,43 triliun.
Sementara itu, dari sisi outstanding pembiayaan, PNM Mekaar memang naik 26,54% (yoy) dari semester I/2019 (Rp7,9 triliun) ke semester I/2020 (Rp10,01 triliun). Namun, ini jauh melambat dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 106,2% (yoy) karena outstanding pada semester I/2018 hanya Rp3,83 triliun.
Sementara itu, walaupun nasabah aktif khusus PNM Mekaar tercatat naik 30,4% (yoy) dari 4,7 juta nasabah pada semester I/2019 ke 6,1 juta pada semester I/2020, sekitar 300.000 nasabah ini sempat terdampak pandemi Covid-19.
Hal ini karena sebagian dari nasabah aktif PNM Mekaar sejumlah 6,4 juta pada Maret 2020 yang merupakan ibu rumah tangga pelaku UMKM ini, beberapa tak bisa dibiayai lagi karena kondisi likuiditas PNM.
"Posisi semester I/2020 terjadi penurunan secara bulanan karena ada yang jatuh tempo dan belum bisa kita biayai lagi. Keterbatasan dana yang kami miliki kami prioritaskan untuk kewajiban kami ke pihak ketiga dulu, baik investor maupun lender," jelasnya.
Namun, Arief menjelaskan nasabah aktif ini tetap diberikan pembinaan dan komunikasi oleh PNM, supaya ke depan ketika kondisi ekonomi membaik, para pelaku UMKM ini bisa dibiayai lagi.
Arief optimistis PNM bisa melampaui pencapaian jumlah nasabah aktif 6,04 juta dan realisasi pembiayaan Rp20,18 triliun pada 2019, kendati kinerja perusahaan sempat terpengaruh pandemi Covid-19 pada semester I/2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel