'Food Estate' Sukamandi Diyakini Dapat Tingkatkan Produksi Beras

Bisnis.com,24 Jul 2020, 14:04 WIB
Penulis: Thomas Mola
Ilustrasi: Presiden Joko Widodo meninjau lahan yang akan dijadikan Food Estate atau lumbung pangan baru di Kapuas, Kalimantan Tengah, Kamis (9/7/2020). Pemerintah menyiapkan lumbung pangan nasional untuk mengantisipasi krisis pangan dunia./ANTARA FOTO-Hafidz Mubarak A.

Bisnis.com, JAKARTA — Kehadiran food estate Sukamandi, Subang, Jawa Barat yang digarap sejumlah BUMN diprediksi dapat meningkatkan produksi beras nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Proyek percontohan food estate seluas 1.000 hektare itumelibatkan beberapa BUMN yakni PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), PT Pertani (Persero), dan PT Pupuk Kujang.

Karyawan Gunarso, Direktur Utama PT Sang Hyang Seri, mengatakan bahwa pengembangan food estate Sukamandi bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah tersebut.

“Selain itu, food estate bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui program corporate farming yang terintegrasi dari hulu [produksi] hingga hilir [pemasaran],” ujarnya melalui siaran pers, Jumat (24/7/2020).

Karyawan menambahkan bahwa dengan adanya pendampingan serta dukungan BUMN, klaster pangan Sukamandi dapat meningkatkan produktivitas sekitar 70 persen yakni dari semula 5 ton per ha menjadi 8,5 ton per ha. Dengan luas 1.000 ha, diproyeksikan dapat memperoleh 8.500 ton gabah kering panen (GKP).

Dia menjelaskan bahwa dalam skema bisnis corporate farming , BUMN yang terlibat menjalankan peran sesuai dengan bisnis intinya masing-masing. Sang Hyang Seri berperan sebagai penyedia lahan, benih, serta inisiator kerja sama dengan petani.

“Di sisi produksi, Sang Hyang Seri bekerja sama dengan Pupuk Kujang yang berperan dalam analisis tanah, penyediaan pupuk organik, obat pertanian, serta prasarana penunjang pertanian lainnya,” paparnya.

Pada sisi manufaktur, Pertani mengambil peran sebagai penyedia fasilitas pengolahan modern dari mulai pengeringan, pembersihan, hingga pengepakan. Pertani juga berperan sebagai pembeli yang akan menjamin penyerapan gabah yang dihasilkan petani.

Adapun, distribusi dan pemasaran produk pertanian dilakukan oleh RNI. Selain itu, RNI juga memberikan dukungan analisis serta pemetaan lahan melalui teknologi Future Farming 4.0.

“Kolaborasi antara BUMN klaster pangan ini akan mengarah pada pengembangan sistem pengelolaan pertanian modern yang mengedepankan efektivitas, efisiensi, serta penggunaan material organik atau ramah lingkungan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Zufrizal
Terkini