Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mencatat telah melakukan write off atau hapus buku kredit senilai Rp5 triliun hingga Mei 2020.
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengatakan meskipun dilakukan write off, perseroan akan tetap mengupayakan pengembalian kredit dengan melakukan penagihan.
Sejumlah upaya yang lain yang bisa dilakukan perseroan untuk menyelesaikan kredit bermasalah tersebut adalah dengan melakukan percepatan penjualan agunan melalui lelang maupun bekerja sama dengan agen properti.
Adapun BRI menargetkan recovery rate atau tingkat pengembalian atas kredit yang dihapus buku sebesar 50 persen pada tahun ini.
"Peningkatan recovery income dari kredit yang telah di-write off juga menjadi strategi kami untuk meningkatkan pendapatan bank di luar pendapatan bunga," katanya kepada Bisnis, Minggu (27/7/2020).
Haru menegaskan BRI tetap mengutamakan upaya restrukturisasi bagi debitur terdampak Covid-19. Write off dilakukan pada kredit macet yang tidak berhasil dilakukan upaya penyehatan dan penyelamatan.
Menurutnya, write off yang dilakukan BRI didasarkan pada prinsip prudential banking dan berdasarkan anggaran yang telah ditetapkan. Restrukturisasi yang dilakukan juga telah memperhitungkan penurunan kemampuan debitur dalam melaksanakan kewajibannya karena penerapan PSBB yang membatasi aktivitas bisnis.
"Upaya restruturisasi juga menjadi strategi kami untuk mendukung usaha debitur untuk survive di tengah perlambatan ekonomi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel