Porsi Lapangan Migas Luar Negeri Pertamina Perlu Ditambah

Bisnis.com,27 Jul 2020, 18:54 WIB
Penulis: Muhammad Ridwan
Fasilitas JOB Pertamina-Medco E&P Simenggaris di Blok Simenggaris. Istimewa/SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA - Porsi kepemilikan wilayah kerja blok minyak dan gas bumi PT Pertamina (Persero) dinilai perlu lebih ditingkatkan.

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro berpendapat, untuk wilayah kerja (WK) di dalam negeri, kepemilikan Pertamina akan meningkat dengan sendirinya.

Selain itu, apabila merujuk pada cadangan dan produksi WK dalam negeri, tren yang menunjukkan tren penurunan.

"Mau tak mau harus go internasional, selama ini sudah di Aljazair, Perancis, menurut saya opsi ekspansi keluar harus diberikan porsi yang lebih klu dalam negara kan porsinya segitu-segitu saja," katanya, Senin (27/7/2020).

Dia menambahkan, untuk menambah cadangan di dalam negeri, perlu adanya kegiatan eksplorasi yang sangat masif

Tidak hanya itu, risiko eksplorasi di dalam negeri semakin tinggi mengingat sisa cadangan baru yang ada berada di Indonesia bagian timur yang belum memiliki infrastruktur yang mencukupi.

"Tapi ada kendala, kasus bu Karen jadi catatan internal bahwa tidak mudah, sektor migas risiko cukup tinggi," jelasnya.

Ssbelumnya, Pertamina menyebutkan sedang gencar menjalankan aksi akuisisi blok migas untuk menambah cadangan energi dalam negeri.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan bahwa upaya penambahan sumber daya tersebut seiring dengan meningkatkan kebutuhan yang disebabkan dengan peningkatan kapasitas kilang di dalam negeri.

Selain itu, Nicke menyatakan bahwa produksi dan cadangan atau reserve to production ratio minyak dan gas bumi yang dimiliki hanya tersisa untuk 7 tahun ke depan.

"Kalau tidak temukan cadangan baru atau akuisisi maka dalam 7 tahun cadangan akan habis," katanya pada Minggu (26/7/2020).

Adapun, pada saat ini produksi Pertamina hanya mencapai 428.000 barel oil per day (bopd). Di sisi lain, Pertamina menargetkan produksi bisa mencapai 1 juta bpod pada 2028 atau paling cepat 2026.

Menurut Nicke, cara yang paling cepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan cara mengakuisisi blok-blok migas baru.

"Akuisisi saat ini kita sedang proses akuisisi blok migas luar negeri untuk tingkatkan RTP dari 7 tahun dan tingkatkan produksi yang bisa dibawa ke dalam negeri, kita prioritas di oil. Dengan bangun kilang kita butuh tambahan kilang untuk feedstock," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: David Eka Issetiabudi
Terkini