Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) optimistis penempatan dana pemerintah senilai Rp2 triliun akan membuat ekspansi kredit mencapai Rp4 triliun.
Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno mengatakan perseroan berharap dapat menyalurkan kredit mencapai dua kali lipat dari penempatan dana negara. Dalam ekspansi kredit ini, Bank Jateng akan menyasar sektor produksi UMKM.
"Penempatan dana di BPD diharapkan dapat meningkatkan kredit dua kalinya. Adapun sasaran utama kami adalah sektor produksi UMKM," katanya, Senin (27/7/2020).
Berdasarkan laporan keuangan bulanan per 31 Mei 2020, penyaluran kredit Bank Jateng senilai Rp46,33 triliun atau naik 0,85 persen dari posisi per 31 Desember 2019 senilai Rp45,94 triliun.
Sebagai informasi, pemerintah menempatkan sekitar Rp11,5 triliun di tujuh BPD untuk pemulihan ekonomi nasional. Selain Bank Jateng, penempatan dana negara dilakukan pada Bank DKI senilai Rp2 triliun, Bank BJB senilai Rp2,5 triliun, Bank Jatim senilai Rp2 triliun, dan Bank Sulutgo senilai Rp1 triliun.
Adapun, dua BPD lainnya masih sedang dievaluasi untuk penempatan dana tersebut, yaitu BPD Bali dan BPD DIY dengan alokasi masing-masing Rp1 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan dana yang ditempatkan pemerintah ini harus diekspansi hingga dua kali lipat dalam bentuk kredit.
"Kalau [Bank] DKI dapat Rp2 triliun, kita harapkan bisa salurkan kredit Rp4 triliun, atau bahkan seperti Himbara bisa 3 kali lipat," katanya, Senin (27/7/2020).
Selain itu, Sri Mulyani mengatakan BPD juga diharuskan menyalurkan kredit dengan suku bunga yang murah dan di bawah tingkat suku bunga yang selama ini diberikan oleh BPK kepada debitur.
Dia mencontohkan, Bank BUMN menerapkan suku bunga 8,5 persen, sedangkan suku bunga yang diberikan pemerintah untuk penempatan dana tersebut di bawah 4 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel