Bisnis.com, JAKARTA — Retrosesi dari industri reasuransi dinilai sangat terpengaruh oleh adanya pandemi virus corona. Melemahnya kondisi perekonomian membuat nasabah menurunkan pembelian reasuransi.
Direktur Teknik PT Reasuransi Maipark Indonesia Heddy Agus Pritasa menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 menekan kondisi perekonomian, baik masyarakat maupun dunia usaha, tak terkecuali perusahaan-perusahaan asuransi.
Hal tersebut kemudian memengaruhi kinerja bisnis Maipark karena sejumlah nasabah kesulitan untuk melakukan reasuransi. Hal tersebut di antaranya terlihat dari penurunan pensesian risiko gempa bumi, terutama di segmen korporasi menengah ke bawah.
"Pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi pensesian yang diterima Maipark karena banyak nasabah yang menurunkan, menunda, atau tidak membeli proteksi asuransi, termasuk dalam kaitan risiko asuransi gempa bumi," ujar Heddy kepada Bisnis, Selasa (28/7/2020).
Menurutnya, penurunan pensesian risiko gempa bumi itu terjadi sebagai dampak upaya penghematan oleh perusahaan-perusahaan asuransi. Meskipun begitu, Heddy meyakinkan bahwa proteksi bagi nasabah-nasabah akan tetap berjalan dengan baik.
Heddy menjelaskan bahwa meskipun terdapat penurunan pensesian, proses retrosesi oleh Maipark dan perusahaan reasuransi tetap berjalan dengan aman. Menurutnya, perseroan turut menyebarkan risiko dengan melakukan retrosesi kepada sejumlah perusahaan reasuransi.
Maipark sendiri melakukan retrosesi ke perusahaan reasuransi di dalam dan luar negeri sebagai langkah untuk penyebaran risiko, dengan kontrak setiap satu tahun. Selain itu, perseroan pun memiliki program restrosesi bagi perusahaan reasuransi lainnya.
"Maipark sendiri punya program retrosesi yang konservatif. 1.000 tahun return period," ujar Heddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel