Pemerintah Sebut Cetak Uang Dampaknya Sangat Buruk

Bisnis.com,28 Jul 2020, 13:21 WIB
Penulis: Maria Elena
Gambar mantan Wakil Presiden Mohammad Hatta pada uang kertas Indonesia 100.000 rupiah terlihat melalui kaca pembesar di Bangkok, Thailand, (15/09/2015). Blommberg/Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mengisyaratkan bahwa kebijakan cetak uang tidak lagi sesuai diterapkan pada saat ini.

Ketua Tim Asistensi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Tirta Hidayat mencontohkan zaman Presiden Soekarno Indonesia harus cetak uang karena diperlukan untuk pembangunan di awal masa-masa kemerdekaan.

Jika dilihat, ini adalah kebijakan yang sangat buruk karena inflasi mencapai 50 persen pada 1965.

"[Namun] Tentu pada waktu itu, kita punya apa kalau mau membangun kalau bukan cetak uang," ujar Tirta dalam Mid-Year Economic Outlook 2020, Selasa (28/7/2020).

Saat ini, Indonesia tidak mungkin menerapkan hal tersebut karena ada aturan yang berlaku.

Selain itu pemerintah memiliki berbagai instrumen lain untuk membantu masyarakat serta dunia usaha di tengah pandemi Covid-19 yang menekan kesehatan, sosial serta ekonomi masyarakat.

Desakan cetak uang sebelumnya muncul dari pengusaha Tanah Air hingga legislator di DPR.

Menteri Keuangan Sri Mulyani pernah menegaskan bahwa langkah cetak uang tidak perlu dilakukan di tengah pandemi Covid-19.

Menurutnya, kebijakan tersebut berisiko menimbulkan penumpang gelap dan kesan negatif di masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini