Polemik Dana Hibah Kemendikbud, Begini Respons Putera Sampoerna Foundation

Bisnis.com,29 Jul 2020, 08:40 WIB
Penulis: Mia Chitra Dinisari
Ilustrasi Putera Sampoerna Foundation

Bisnis.com, JAKARTA - Yayasan Putera Sampoerna (Putera Sampoerna Foundation (PSF) mengambil langkah menggunakan dana mandiri dalam Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbus.

Meski menggunakan dana mandiri, PSF memastikan sinergi bersama Kemdikbud dan para mitra lain baik dalam maupun luar negeri akan tetap terjaga termasuk dalam proses integrasi program dan pengukuran efektivitas program yang dijalankan.

Ria Sutrisno, Head of Marketing & Communications Yayasan Putera Sampoerna dikutip dari siaran persnya mengatakan sejak awal mengikuti seleksi POP, tujuan utama Yayasan Putera Sampoerna adalah merumuskan program pendidikan yang dapat membantu meningkatkan pendidikan berkualitas yang dapat dijangkau setiap anak Indonesia, yang juga mencakup pendidikan dan pemajuan literasi, numerasi dan penguatan pendidikan karakter bagi para pendidik dan anak didik.

"Yayasan Putera Sampoerna bukanlah Corporate Social Responsibility (CSR) dari sebuah perusahaan, melainkan sebuah yayasan yang berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan. Sejak awal kami berusaha membantu memajukan dunia pendidikan dengan menerapkan sistem pengelolaan keuangan yang independen, dan berkolaborasi dengan mitra yang memiliki komitmen yang sama bagi peningkatan pendidikan Indonesia”  ujarnya.

Dia menambahkan, sejalan dengan arahan Kemendikbud mengenai penguatan gotong royong, Yayasan Putera Sampoerna meyakini bahwa pengembangan pendidikan Indonesia membutuhkan kolaborasi semua pihak, dan sebagaimana telah dilakukan yayasan selama hampir 20 tahun kiprahnya, akan terus mengedepankan kerjasama dengan mitra yang memiliki komitmen yang sama bagi peningkatan pendidikan Indonesia, baik pemerintah, swasta, organisasi masyarakat, di dalam dan di luar negeri

Dia menjelaskan Putera Sampoerna Foundation (PSF) bukan merupakan organisasi CSR dari PT HM Sampoerna Tbk. PSF tidak berafiliasi baik dalam hal legalitas, kepemilikan saham, maupun operasional dengan PT HM Sampoerna dalam bentuk apapun. PSF terbebas dari segala kepentingan dan dikelola secara profesional dan mandiri dalam menjalankan visi misinya untuk meningkatkan kualitas dan akses pendidikan Indonesia.

Sejak didirikan pada tahun 2001, PSF beroperasi sebagai yayasan usaha sosial, program pengembangan oleh PSF telah menjangkau lebih dari 92.000 guru, 155.000 siswa, 855 sekolah dan 40 madrasah di 57 daerah dan 27 provinsi di Indonesia. Program peningkatan mutu pendidikan Indonesia tersebut dijalankan dengan mengedepankan kerjasama dengan berbagai pihak baik itu swasta, nasional, dan internasional, termasuk pemerintah daerah, maupun masyarakat yang memiliki visi dan komitmen yang sama. 

Yayasan Putera Sampoerna juga mengalokasikan dana pendampingan sebesar Rp70 miliar untuk mendukung program peningkatan kualitas guru dan ekosistem pendidikan serta hampir Rp90 miliar untuk mendukung program peningkatan akses pendidikan.

“Yayasan Putera Sampoerna secara rutin berkolaborasi dengan berbagai mitra dalam mengelola dan melaksanakan secara akuntabel program pendidikan untuk peningkatan akses dan kualitas sekolah dan guru di Indonesia. Kami mengajak masyarakat dan pihak-pihak terkait untuk kembali ke tujuan awal dibentuknya POP yakni untuk kemajuan bangsa Indonesia melalui pendidikan dan pemajuan literasi, numerasi dan penguatan pendidikan karakter bagi para pendidik dan anak didik,” tutup Ria Sutrisno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini