Laba Wismilak (WIIM) Naik 409 Persen Saat Kompetitor Turun, Kok Bisa?

Bisnis.com,29 Jul 2020, 13:43 WIB
Penulis: Ria Theresia Situmorang
Screenshot website/wismilak.com

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja emiten rokok PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM) bagai ketiban rezeki nomplok sepanjang paruh pertama tahun ini.

Di saat emiten rokok tier satu seperti PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) dan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) membukukan penurunan laba masing-masing 10,75 persen yoy dan 27,82 persen yoy, emiten berkode saham WIIM tersebut berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang signifikan.

Berdasarkan publikasi laporan keuangan perseroan per 30 Juni 2020, Rabu (29/7/2020), laba bersih perseroan melesat 409,67 persen secara tahunan menjadi Rp43,6 miliar. Pada periode enam bulan 2019, laba bersih Wismilak hanya Rp8,55 miliar.

Laba yang meroket pada periode tersebut disebabkan oleh pertumbuhan penjualan 27,71 persen secara year-on-year menjadi Rp829,26 miliar. Di samping itu terdapat kenaikan pendapatan lain-lain menjadi Rp8,5 miliar pada periode tersebut.

Di sisi lain, beban pokok penjualan dan beban usaha perseroan meningkat masing-masing 27,41 persen yoy menjadi Rp574,48 miliar dan 8,13 persen menjadi Rp205,89 miliar.

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Wismilak Surjanto Yasaputera mengakui pertumbuhan penjualan tahun ini didorong oleh 2 produk unggulan yang baru dirilis perseroan yakni di segmen SKT (Sigaret Kretek Tangan) dengan jenama Wismilak Satya dan SKM (Sigaret Kretek Mesin) dengan jenama Diplomat Evo.

Dalam paparan publik virtual yang berlangsung pada Senin (27/7/2020), Surjanto juga menyampaikan kenaikan tarif cukai yang mengharuskan produsen rokok tier satu menaikkan harga jual membuat produk Wismilak laku di pasaran. Pasalnya, ada peralihan konsumen loyal dari rokok tier satu ke produk Wismilak yang harganya lebih murah.

Di menambahkan, berdasarkan data Nielsen, penjualan rokok sampai dengan bulan Juni 2020 turun 12-13 persen. Namun produk Wismilak yang baru diluncurkan mengalami peningkatan permintaan. 

“Produk rokok kita berada pada range [harga] yang cukup affordable sehingga bisa menjadi alternatif pengganti rokok yang sebelumnya terlalu mahal harganya,” ujar Surjanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini