Gawat! Positivity Rate Corona di Indonesia 13,3 Persen, Jauh dari Standar WHO

Bisnis.com,30 Jul 2020, 12:37 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
Petugas mengambil sampel lendir saat Tes PCR di Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Undip Semarang, Rabu (22/4/2020). Foto: Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Dalam tiga pekan terakhir Satuan Tugas Penanganan Covid-19, menjelaskan bahwa tingkat hasil uji positif Covid-19 di Indonesia makin tinggi. Per 29 Juli 2020, mencapai 13,3 persen.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa selama tiga pekan terakhir, angka positivity rate atau persentase positif dari hasil pemeriksaan dalam tiga pekan terakhir menunjukkan tren peningkatan.

Dia menjelaskan berdasarkan standar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) batas aman atau normal positivity rate adalah 5 persen.

Positivity rate sendiri adalah rasio antara jumlah orang yang mendapat hasil positif lewat tes Virus Corona dengan total jumlah tes.

Wiku menyebut positivity rate-Indonesia 13,3 persen lebih tinggi dari standar WHO sebesar 5 persen.

“Ini adalah peringatan, perlunya kewaspadaan bagi kita bersama, bahwa kita harus mampu menurunkan tingkat penularan,” ungkapnya, Kamis (30/7/2020).

Per 29 Juli 2020 juga tercatat bahwa ada 5 provinsi yang menyumbang kasus terbesar, DKI Jakarta dengan tambahan 577 kasus, Jaw Timur 359 kasus baru, Jawa Tengah 313 kasus, Sumatra Utara 241 kasus, dan Sulawesi Selatan 228 kasus.

Dengan data tersebut, terutama menjelang Iduladha, masyarakat diimbau agar tidak melaksanakan mudik. Pasalnya daerah asal dan tujuan mudik ternyata menjadiwilayah-wilayah yang tingkat penularan per harinya tinggi.

“Perlu menjadi perhatian, dalam rangka menjalankan ibadah Iduladha, teruatama yang mudik agar dipertimbangkan dan dihindari. Kami ingin mengimbau agar kita betul-betul melindungi keluarga terutama usia rentan dalam momentum Iduladha,” ujar Wiku.

Ditambahkan, kasus positif dikontribusikan oleh masyarakat dengan usia 31-45 tahun sebesar 31,3 persen. Adapun, kasus meninggal paling tinggi terjadi pada usia lebih dari 45 tahun dengan tingkat 78 persen.

“Ini adalah jumlah yang sangat tinggi dari usia rentan yang berpotensi meninggal. Orang yang muda harus betul-betul menghindari kontak dengan usia rentan. Ini agar dihindari, seperti pesan Dirjen WHO, bahwa bepergian saat wabah Virus  Corona layaknya keputusan hidup dan mati,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini