Bisnis.com, JAKARTA - Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, BPJSKetenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) terus berusaha menjalankan inisiatif-inisiatif guna membantu dan mendukung masyarakat pekerja.
Mulai dari kegiatan yang bersifat bantuan, seperti bantuan sembako dan ratusan ribu masker kepada para pekerja di dalam dan luar negeri, donasi perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan kepada ribuan relawan Covid-19, hingga perluasan cakupan perlindungan JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja) untuk pekerja Work From Home (WFH) dan tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid-19.
Dalam hal pelayanan, BPJAMSOSTEK juga terus berinovasi agar dapat memberikan pelayanan yang aman, nyaman dan cepat kepada pesertanya di masa pandemi. BPJAMSOSTEK telah menjalankan pelayanan dengan Layanan Tanpa Kontak Fisik (LAPAK ASIK) untuk proses klaim JHT (Jaminan Hari Tua) secara online.
Selain itu tersedia juga pelayanan klaim secara offline dengan protokol kesehatan ketat melalui LAPAK ASIK One to Many. One to Many merupakan sebuah terobosan layanan dengan memanfaatkan teknologi video conferencing, sehingga memungkinkan satu orang petugas melayani sampai 6 orang sekaligus pada waktu yang bersamaan.
LAPAK ASIK One to Many ini diapresiasi oleh berbagai stakeholder, di antaranya dari unsur Pemerintah, DPR RI, Ombudsman dan DJSN, karena dinilai berhasil memberikan pelayanan yang cepat dan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Menurut mereka, apa yang dilakukan oleh BPJAMSOSTEK dapat ditiru oleh instansi/lembaga pelayanan publik lain. Semua terobosan pelayanan tersebut dilakukan dengan dukungan penuh dari Teknologi Informasi (TI) yang sepenuhnya dikembangkan secara in-house oleh BPJAMSOSTEK.
Pengembangan dan pengelolaan TI yang sepenuhnya dilakukan oleh insan BPJAMSOSTEK berdampak pada sistem TI yang lebih fleksibel dan cepat dalam mengantisipasi kebutuhan organisasi dan peserta, seperti pada aplikasi BPJSTKU, Perisai dan SIPP.
Aplikasi BPJSTKU telah membantu peserta mengakses berbagai layanan hanya melalui perangkat selular. Penggunanya telah mencapai 9,9 juta pada tahun 2019, meningkat 241% dari tahun sebelumnya. Demikian juga inisiatif keagenan BPJAMSOSTEK, yang dikenal dengan nama Perisai (Penggerak Jaminan Sosial Indonesia).
Hingga tahun 2019 telah memberi kesempatan lapangan pekerjaan baru bagi 5.000 orang agen Perisai, yang mengakuisisi 555.497 peserta, dengan dukungan teknologi digital pada Aplikasi Perisai.
Selain itu, pelaporan dan perubahan data kepesertaan Penerima Upah (PU) juga telah dilakukan secara online dengan aplikasi SIPP (Sistem Informasi Pelaporan Perusahaan). Fasilitas ini telah dimanfaatkan oleh 330 ribu pengguna pada akhir tahun 2019 dan terus bertumbuh.
Namun walaupun mengedepankan kemampuan sendiri, pengelolaan TI BPJAMSOSTEK senantiasa berupaya untuk mengacu pada standar guidelines jaminan sosial dunia yang ditetapkan oleh International Social Security Association (ISSA).
Sehingga pada tahun 2019 lalu, BPJAMSOSTEK mendapatkan pengakuan (recognition) berupa Certificate of Excellence dari ISSA pada ISSA General Meeting yang dihadiri oleh 150 negara di Brussel, Belgia.
Recognition ini diikuti oleh penyelenggara Jaminan Sosial di seluruh dunia dan harus memenuhi 69 guidelines terkait Information and Communication Technology (ICT) yang ditetapkan ISSA.
BPJAMSOSTEK juga terus berusaha meningkatkan pengelolaan TI-nya termasuk akselerasi proses transformasi digitalisasi layanan, sehingga akan sepenuhnya digital, agar lebih efisien dan semakin cepat melayani peserta, dengan tetap menitikberatkan pada keakuratan dan keamanan data peserta.
Hal ini dilakukan semata-mata agar peserta selalu mendapatkan pengalaman terbaik dalam mengakses layanan BPJAMSOSTEK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel