Bisnis.com, JAKARTA - Meski ada tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19, PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) masih mampu membukukan laba bersih dengan jumlah total sebesar Rp1,74 triliun (konsolidasi) pada semester I/2020, menghasilkan earning per share Rp66,17.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan pada Harian Bisnis Indonesia Kamis (30/7/2020), perolehan laba CIMB Niaga tersebut disumbang oleh pendapatan bunga bersih senilai Rp6,2 triliun.
Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M. Siahaan mengatakan ada banyak sektor usaha yang dihadapkan dengan tantangan yang berbeda sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
"Dalam industri perbankan, mengelola kualitas aset dan membantu mengarahkan nasabah pada masa sulit ini merupakan bagian dari prioritas utama kami. Pada saat yang bersamaan, kami juga mengedepankan tindakan pencegahan yang ekstra untuk melindungi kesehatan dan keamanan karyawan, serta fokus pada likuiditas, kecukupan modal, dan menjaga efisiensi operasional bank," katanya dalam keterangan resmi.
Dari sisi intermediasi secara konsolidasi, emiten berkode saham BNGA ini menyalurkan kredit dan pembiayaan senilai Rp186,1 triliun selama Januari - Juni 2020. Penyumbang utamanya berasal dari segmen bisnis konsumer.
"Kredit pemilikan rumah kami tumbuh 9,2 persen secara year on year (yoy), sedangkan kredit pemilikan mobil tumbuh 4,7 persen," ujar Tigor.
Sementara itu, total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp203,7 triliun dengan rasio dana murah (CASA) sebesar 61,0 persen. Adapun giro dan tabungan mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 17,8 persen (yoy) dan 15,5 persen. Kondisi ini, lanjut Tigor, sejalan dengan komitmen bank untuk mengembangkan layanan digital dan meningkatkan contumer experience.
"Kami terus meningkatkan digital engagement dengan para nasabah dengan menawarkan tampilan baru yang lebih modern, serta kemampuan transaksi yang komprehensif. Kami telah menyempurnakan platform internet banking, dari CIMB Clicks menjadi OCTO Clicks. Melalui terobosan baru ini, kami dapat memberikan pengalaman perbankan digital yang semakin mudah dan lengkap kepada nasabah, sekaligus memenuhi preferensi nasabah yang semakin meningkat untuk melakukan transaksi secara digital," paparnya.
Perkembangan kredit dan DPK membuat total aset perseroan mencapai Rp274,4 triliun per 30 Juni 2020. "Dengan begitu, CIMB Niaga mempertahankan posisinya sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia dari sisi aset."
Lebih lanjut, rasio kecukupan permodalan (capital adequacy ratio/CAR) CIMB Niaga tercatat di level 19,9 persen per 30 Juni 2020.
Untuk porsi pembentukan CKPN terhadap aset produktif pada semester I/2020 adalah sebesar 4,58%.
Rasio-rasio lainnya seperti kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) adalah sebesar 3,89% (gross) dan 1,87% (net). Tingkat pengembalian aset atau Return on Assets (ROA) dan rasio pengembalian ekuitas atau Return on Equity (ROE) Bank CIMB Niaga pada semester I/2020 masing-masing sebesar 1,67% dan 9,4%.
Perolehan net interest margin (NIM) Bank CIMB Niaga pada akhir Juni sebesar 5,05%. Untuk efisiensi operasional, BNGA masih tergolong efisien yang tercermin dari rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) sebesar 84,43%.
Sesuai dengan fokus perseroan untuk menjaga likuiditas, rasio antara total pinjaman bank dan total simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) pada periode tersebut juga cukup longgar yakni 89,84%. Sementara itu, liquidty coverage ratio (LCR) 178,94% dan net stable funding ratio (NSFR) 107,83% pada semester I/2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel