Bagaikan Ronaldo, Harga Emas Terus Catatkan Rekor Baru

Bisnis.com,01 Agt 2020, 05:52 WIB
Penulis: Hafiyyan
Emas batangan cetakan PT Aneka Tambang Tbk. Harga emas 24 karat Antam dalam sepekan terakhir mengalami lonjakan hingga menyentuh hampir Rp1 juta per gram./logammulia.com

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas melonjak ke rekor baru, yakni kenaikan bulanan terbesar sejak 2016, karena didorong oleh pelemahan dolar AS dan iklim suku bunga rendah.

Pada penutupan perdagangan Jumat (31/7/2020) waktu setempat, harga emas spot naik 0,98 persen atau 19,22 poin menjadi US$1.975,86 per troy ounce, setelah bergerak di rentang US$1.955,41 - US$1.983,36.

Harga emas spot juga ditutup di level tertinggi sepanjang masa, menembus rekor sebelumnya yang dicetak dua hari lalu di level US$1.970.

Harga naik 10 persen pada Juli 2020, peningkatan bulanan tertinggi sejak 2016. Sepanjang 2020, harga emas spot sudah melejit 30,22 persen.

Sementara itu, harga emas Comex kontrak Desember 2020 naik 0,97 persen atau 19,1 poin menuju US$1.985,9 per troy ounce. Harga sempat menyentuh level tertinggi di US$2.005,4.

Mengutip Bloomberg, harga emas melonjak ke rekor tertinggi baru didorong oleh pelemahan dolar dan suku bunga rendah. Perak menuju bulan terbaiknya sejak 1979.

Exchange Traded Funds (ETF) juga meningkatkan kepemilikan emas dan perak meningkatkan, karena kekhawatiran pasar memicu permintaan terhadap aset yang dianggap aman.

Federal Reserve minggu ini mengulangi janji untuk menggunakan semua alatnya untuk mendukung ekonomi AS, dengan pemerintah dan bank sentral di seluruh dunia telah mengeluarkan sejumlah besar stimulus untuk menopang pertumbuhan.

"Setelah periode konsolidasi singkat pasca-FOMC, spekulasi seputar seruan Presiden Trump untuk menunda pemilihan mengguncang pasar dan kita melihat logam kuning pulih," kata ahli strategi TD Securities termasuk Bart Melek dalam sebuah catatan penelitian.

Harga emas juga didukung data ekonomi yang buruk di seluruh AS dan Eropa, sehingga menjaga harapan untuk stimulus tinggi lebih lanjut. Di sisi lain, dolar AS melemah.

"Kami tetap bullish dengan emas dan perak dan tidak akan terkejut melihat kenaikan spekulatif pada perak," kata Frederic Panizzutti, direktur pelaksana di MKS di Dubai. "Emas berpotensi menuju US$2.000, sedangkan perak di sekitar US$30."

Dengan lebih banyak stimulus, Goldman Sachs Group Inc. mengatakan bahwa emas adalah mata uang pilihan terakhir di tengah ancaman inflasi terhadap dolar. Goldman memperkirakan harga emas reli ke US$2.300.

Bank of America Corp menegaskan pada hari Jumat bahwa harga emas bisa melonjak hingga setinggi US$3.000, sementara JPMorgan Chase & Co melihat reli kehilangan tenaga akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini