Harga Makanan Turun, Jatim Deflasi 0,29 Persen

Bisnis.com,03 Agt 2020, 15:08 WIB
Penulis: Peni Widarti
Ilustrasi./Bisnis-Arief Hermawan P.

Bisnis.com, SURABAYA – Provinsi Jawa Timur pada Juli 2020 mengalami deflasi 0,29 persen yang disebabkan turunnya harga-harga komoditi terutama dari kelompok makanan dan minuman serta angkutan udara.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Dadang Hardiwan mengatakan dari 8 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jatim, terdapat 4 kota yang mengalami inflasi yakni Probolinggo, Malang, Banyuwangi dan Jember. Sedangkan 4 kota lainnya mengalami deflasi, yakni Surabaya, Madiun, Kediri dan Sumenep.

“Inflasi tertinggi terjadi di Probolinggo 0,16 persen, lalu deflasi tertinggi terjadi di Surabaya 0,41 persen,” jelasnya dalam paparan Berita Resmi Statistik (BRS), Senin (3/8/2020).

Dia menjelaskan 10 komoditi penyumbang deflasi di Jatim pada Juli 2020 itu di antaranya adalah tarif angkutan udara yang turun 12,02 persen, disusul bawang merah turun 25,39 persen, daging ayam ras turun 4,64 persen, bawang putih turun 14,79 persen, gula pasir turun 6,24 persen, jeruk turun 7,12 persen, papaya 8,97 persen, ikan mujair turun 5,92 persen, daging sapi turun 1,29 persen dan pisang 3,08 persen.

“Sedangkan 10 komoditi yang mendorong inflasi adalah emas perhiasan yang harganya meningkat 6,23 persen, telur ayam ras 5,91 persen, mobil 0,45 persen, rokok filter 0,50 persen, disusul tarif mobil online, ayam goreng, susu cair kemasan, alpukat, daun bawang, dan cabai rawit,” jelasnya.

Dadang menambahkan secara tahun kalender Juli 2020, Jatim mengalami inflasi 0,85 persen, sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun yakni Juli 2020 terhadap Juli 2019 yakni mencapai 1,50 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini