Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. fokus menyasar usaha-usaha yang mendukung penyerapan tenaga kerja dan ketahanan pangan dalam rencana penyaluran kreditnya untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Hery Gunardi, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, mengatakan bahwa dalam kerangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), hingga 27 Juli 2020 perusahaan telah menyalurkan kredit hingga Rp16,2 triliun. Perusahaan juga memastikan penyaluran dana PEN juga akan tepat sasaran dan cepat terserap.
“Penyaluran kredit khusus segmen UMKM akan diarahkan ke sektor produktif, seperti pertanian, perkebunan, jasa dan perdagangan, industri pengolahan, pariwisata, serta sektor lain yang memberikan dampak kepada ketahanan pangan,” katanya.
Adapun untuk segmen wholesale, fokus penyaluran kredit PEN akan diarahkan ke sektor perkebunan, pertambangan dan energi, fast moving consumer goods (FMGC), kontraktor, BUMN pupuk, transportasi, serta logistik.
Seperti diketahui, pemerintah menempatkan uang negara di bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk disalurkan sebagai kredit produktif sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70/2020.
Penyaluran dana tersebut akan menyasar pelaku UMKM dengan target tiga kali lipat dari nilai dana yang ditempatkan oleh pemerintah.
Hery menuturkan, Mandiri juga akan mengoptimalkan dukungan teknologi informasi dengan menggunakan Mandiri Pintar (Pinjaman Tanpa Ribet) untuk mempercepat proses penyaluran kredit dan mendorong pertumbuhan UMKM.
Menurutnya, pelaku UMKM tidak perlu mendatangi kantor cabang Mandiri untuk mengajukan kredit, karena tenaga pemasar mikro Mandiri yang berjumlah lebih dari 6.700 orang di seluruh Indonesia dapat memproses kredit langsung dari lokasi pelaku usaha melalui Mandiri Pintar.
Dalam pelaksanaan penyaluran dana PEN, Mandiri juga bekerja sama dengan PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) dan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) untuk memberikan penjaminan atas kredit modal kerja yang disalurkan.
Selain optimalisasi dana PEN, Mandiri sudah aktif melakukan restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 dalam rangka pemulihan ekonomi nasional. Hingga saat ini, perusahaan telah merestrukturisasi kredit dari 505.207 debitur retail dan wholesale dengan nilai Rp91,792 triliun.
“Intinya kami akan all out dalam menyalurkan dana PEN, karena kita perlu segera menggerakkan seluruh sektor usaha agar dampak pandemi Covid-19 tidak berlarut-larut, dan ekonomi Indonesia dapat segera bangkit,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel