Di Bawah Perkiraan, Bank Sumsel Babel Restrukturisasi Kredit untuk 500 Debitur

Bisnis.com,03 Agt 2020, 13:23 WIB
Penulis: Dinda Wulandari
Pegawai Bank Sumsel Babel saat bertugas di kantor pusat Bank Sumsel Babel, Jakabaring, Palembang./Bisnis-Dinda Wulandari

Bisnis.com, PALEMBANG – PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Bank Sumsel Babel) mencatat telah menyetujui restrukturisasi untuk 500 debitur yang terkena dampak ekonomi dari pandemi Covid-19.

Direktur Utama Bank Sumsel Babel Achmad Syamsudin mengatakan, jumlah debitur tersebut lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan perusahaan pada awalnya yang menaksir sekitar 2.000 debitur.

“Restrukturisasi kredit kami berjalan. Debitur yang terdampak Covid-19 kebanyakan bergerak di sektor kuliner, seperti pelaku usaha restoran dan kafe,” katanya kepada Bisnis, baru-baru ini.

Menurut Syamsudin pihaknya pun pada awalnya cukup concern terhadap program restrukturisasi untuk debitur yang terdampak pandemi.

Namun demikian, kata dia, seiring berjalannya waktu dan pemantauan di lapangan, dirinya memandang tak hanya relaksasi yang dibutuhkan debitur, melainkan pula keberlangsungan usahanya.

“Kita tidak lagi bicara relaksasi tapi bagaimana untuk pembinaan, market-nya kita kasih, ini yang lagi saya lakukan,” katanya.

Syamsudin menilai kreativitas dan inovasi diperlukan oleh debitur, terutama UMKM, yang terdampak pandemi agar tetap bertahan. Untuk mendongrak kreativitas itu debitur tak bisa sendiri, melainkan perlu dukungan pihak terkait, termasuk perbankan.

“Kita bantu kasih market-nya, saya tawarin di marketplace yang awalnya cuma pelaku usaha itu hanya berjualan di Pasar 16 Ilir (pasar tradisional) sekarang juga sudah bisa jualan online,” katanya.

Bank Sumsel Babel pun, kata dia, saat ini rutin mengunjungi sentra-sentra UMKM yang ada di Sumsel maupun Babel untuk melihat kondisi usaha para debiturnya.

Syamsudin mengatakan pihaknya menerapkan pembinaan tersebut, salah satunya di sentra kerajinan perak yang ada di Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir.

Menurut dia, tak semua debitur BPD tersebut menginginkan restrukturisasi. Bahkan, ada sebagian yang ketika ditawarkan program itu malah menolak.

“Rata-rata mereka tidak mau restrukturisasi, inginnya cepat lunas, ada fenomena seperti itu. Mereka bilang masih bisa bayar, jadi ya tidak ada masalah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini