Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Maybank Indonesia Tbk. menyatakan pertumbuhan penyaluran kredit sepanjang semester I/2020 mengalami perlambatan sejalan dengan kondisi pasar yang penuh disrupsi dan bergejolak akibat pandemi Covid-19.
Per akhir Juni 2020, total kredit emiten bank bersandi BNII ini tercatat turun 14,6% (secara year on year/yoy) menjadi Rp115,7 triliun.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria menuturkan, pihaknya terus mempertahankan sikap konservatif dan menyelaraskan pertumbuhan portofolio dengan postur risiko yang makin diperketat mengingat situasi pandemi saat ini.
Selain itu, pihaknya juga terus menempuh langkah proaktif untuk membantu nasabah menghadapi tantangan dan fokus pada restrukturisasi kredit untuk menjaga kualitas aset.
“Pada Juni 2020, meskipun kredit perbankan global turun 5,4% menjadi Rp35,8 triliun, kredit ini berhasil tumbuh sebesar 1,4% dibandingkan kuartal sebelumnya didukung oleh segmen Badan Usaha Milik Negara (BUMN),” demikian dijelaskan dalam keterangan yang dikutip Bisnis, Senin (3/8/2020).
Sementara itu, untuk kredit non-ritel community financial services (CFS) turun 22,3% menjadi Rp42,4 triliun. Hal ini karena Bank Maybank menerapkan strategi untuk membatasi risiko (de-risking) untuk mengatur kembali portofolio yang tidak sesuai dengan tingkat risiko (risk appetite).
Pinjaman ritel CFS turun 12,9% menjadi Rp37,5 triliun yang disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat.
Kualitas kredit Bank Maybank juga menunjukkan penurunan. Hal itu tampak dari tingkat non-performing loan (NPL) Bank Maybank yang naik menjadi 5,0% (gross) dan 2,9% (net) pada Juni 2020 dibandingkan dengan 3,1% (gross) dan 1,7% (net) pada Juni 2019.
Hal ini, kata Taswin, disebabkan oleh menurunnya saldo kredit pada Juni 2020 dan penerapan standar akuntansi baru PSAK 71 atau IFRS 9 secara penuh efektif mulai Januari 2020, serta dampak situasi pandemi yang mempengaruhi beberapa nasabah.
Dia melanjutkan, situasi yang menantang ini juga mendorong perseroan menjadi lebih kreatif dalam melakukan komunikasi dengan para nasabah melalui teknologi. Perseroan pun mengambil langkah proaktif untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut terhadap portofolio Bank atas pandemi global yang terjadi.
“Kami senantiasa menjaga kualitas aset bank melalui penerapan prinsip kehati-hatian dan pendekatan manajemen risiko yang ketat,” imbuhnya.
Bank Maybank, lanjutnya, terus menempuh langkah proaktif untuk membantu nasabah menghadapi tantangan dan fokus pada restrukturisasi kredit untuk menjaga kualitas aset.
Posisi modal BNII masih tetap kuat dengan Rasio Kecukupan Modal (CAR) sebesar 22,1% pada Juni 2020, meningkat dibandingkan dengan 19,1% pada periode yang sama tahun lalu. Total jumlah modal perseroan tercatat Rp26,4 triliun pada Juni 2020 dibandingkan Rp26,2 triliun pada Juni 2019.
Sementara itu, pada semester I/2020, Bank Maybank masih mampu membukukan kenaikan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) sebesar 7,0% menjadi Rp809,7 miliar. Capaian ini didukung oleh peningkatan pendapatan non-bunga (fee based income) dan pengelolaan biaya strategis secara berkelanjutan (sustained strategic cost management).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel