3 Skenario Kurikulum Pembelajaran Jarak Jauh di Kota Bandung

Bisnis.com,04 Agt 2020, 16:17 WIB
Penulis: Dea Andriyawan
Siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) Plus Pasawahan mengerjakan tugas sekolah di pos kamling Desa Pasawahan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis, (16/7/2020). Pelajar yang tinggal di desa terpecil terpaksa mengerjakan tugas sekolah di luar rumah lantaran keterbatasan jaringan internet sedangkan sekolah hanya bisa memfasilitasi kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring mengunakan aplikasi WhatsApp Grup serta Facebook Messenger. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Bisnis.com, BANDUNG - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung menyebut telah membuat tiga alternatif kurikulum yang akan ditetapkan pada proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) tahap dua.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala seksi kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Disdik Kota Bandung, Bambang Ariyanto. Dia mengatakan tiga skenario tersebut adalah skenario ideal, esensial dan adaptif.

Skenario pertama, kata dia, penerapan kurikulum dapat berjalan ideal saat tidak ada kendala komunikasi antara siswa dan guru.

"Ideal itu berarti tidak ada kendala komunikasi dan alat, kita tetapkan stuktur kurikulum yang ideal," ujar Bambang, saat ditemui di Balai Kota Bandung, Selasa (4/8/2020).

Skenario ke dua kata dia, struktur kurikulum essensial artinya guru memilih mata pelajaran mana yang lebih penting disampaikan kepada siswa.

"Struktur esensial itu jika ada kendala, baik di siswa, media atau gurunya, maka disiapkan struktur kurikulum esensial," katanya.

Ke tiga, yakni struktur kurikulum adaptif, yaitu dengan menyesuaikan dengan kondisi kehidupan siswanya. Biasanya, kata dia, kurikulum adaptif ini diterapkan kepada siswa rawan melanjutkan pendidikan (RMP).

"Ketika anaknya sangat terkendala, misalnya mohon maaf, anak RMP yang buat makan saja sulit, apalagi memikirkan kuota dan media (alat pembelajaran online), maka kurikulumnya bisa menyeseuaikan dengan kehidupan anak itu," ucapnya.

Pada dasarnya, kata dia, tujuannya sama mendidik anak untuk mengikuti pembelajaran sesuai kurikulum nasional. Hanya saja, assesmennya yang berbeda.

"Jadi kurimukulumnya tetap, tapi Kota Bandung membuat skenario variasi berdasarkan audiens (siswa) yang dihadapi," katanya. (K34)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini