Kinerja Ammana Fintek Syariah: Umrah Anjlok, Tertolong Sektor Produktif

Bisnis.com,04 Agt 2020, 10:55 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Ilustrasi teknologi finansial/Flickr

Bisnis.com, JAKARTA - Sebagai salah satu penyelenggara teknologi finansial (tekfin/fintech) peer-to-peer (P2P) lending syariah yang bermain di pembiayaan umrah, Ammana Fintek Syariah (Ammana) jelas terdampak pandemi Covid-19.

Namun, Founder & CEO Ammana Lutfi Adhiansyah mengaku bahwa permintaan pembiayaan secara umum justru naik, bahkan hal ini membuat realisasi penyaluran pembiayaan Ammana pada periode ini tercatat meningkat daripada semester I/2019.

"Selama pandemi kemarin [kuartal I/ 2020] penyaluran Ammana masih meningkat Rp50 miliar. Sampai detik ini sudah Rp115 miliar [year-to-date/ytd] dan itu masih terus bertumbuh tapi di sektor tertentu saja memang. Di pandemi kami setop dulu seperti umrah dan sektor informal yang belum digital," ujar Lutfi kepada Bisnis, Selasa (4/8/2020).


Lutfi mengakui bahwa pandemi Covid-19 membuat Ammana dan semua penyelenggara P2P lending pada umumnya lebih selektif baik dari segmen multiguna, produktif, dan syariah.

Hal ini demi menjaga tingkat keberhasilan pengembalian pada hari ke-90 (TKB90) dan pada akhirnya masih memberikan rasa aman dan nyaman untuk para lender.

"Misalnya, dulu itu pembiayaan produktif untuk pegawai itu aman, tapi sekarang kondisinya tidak pasti. Pembiayaan umrah berhenti total karena tidak bisa berangkat. Sementara sektor informal yang pedagang kaki lima grassroot yang masih punya toko fisik, seperti gerobak, warung kelontong, itu juga masih sulit," tambahnya.


Namun demikian, Lutfi mengungkap bahwa para lender tak perlu khawatir karena tidak semua usaha yang mendapatkan rekomendasi pembiayaan dari penyelenggara P2P lending seluruhnya terdampak dan berpotensi macet.

Masih ada potensi bagi para lender untuk mendapatkan keuntungan dari pengembalian dana, sekaligus ikut berperan membangkitkan ekonomi rakyat kecil terutama usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang masuk di platform Ammana.

"Jadi tidak semuanya turun. Di Ammana sendiri yang meningkat itu pembiayaan untuk pelaku e-commerce dan invoice yang tetap kita selektif juga. Sektornya seperti makanan, bansos, alat kesehatan. UMKM yang sudah menjamah e-commerce itu justru sedang naik-naiknya, karena tren belanja via online itu aman di tengah pandemi Covid-19," ungkapnya.

Apalagi, pria yang juga menjabat sebagai Kepala Eksekutif Fintech Pendanaan Syariah Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) ini percaya iklim pembiayaan fintech lending syariah masih bisa bangkit dan semakin dipercaya.

Hal ini karena dari 11 penyelenggara, pembiayaan yang keluar dari fintech lending syariah tercatat masih bisa meningkat dari Rp317 miliar pada semester I/2019 menjadi Rp890 miliar pada semester II/2020.

Sekadar informasi, kualitas kredit atau TKB90 di Ammana tercatat masih berada di angka 89,9 persen, dengan jumlah pengguna peminjam dana atau borrower sebanyak 2.097, dan 4.132 sebagai lender. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini